
Jangan Kaget! Asal Omicron Bukan Afrika tapi Eropa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ahli mengatakan ada kemungkinan varian Omicron telah beredar sebelumnya. Beberapa ahli epidemiologi bahkan berspekulasi bahwa varian Omicron mungkin mulai menyebar secara internasional sekitar akhir Oktober.
Tanda-tanda varian itu beredar sebelum otoritas kesehatan Afrika Selatan (Afsel) mengumumkannya terlihat dari sejumlah penemuan. Ada banyak kasus tanpa korelasi dengan perjalanan ke negeri ditemukan di komunitas.
Di Skotlandia Inggris misalnya, terdeteksi sembilan kasus. Ketika ditelusuri, kasus terkait acara pribadi yang diadakan 20 November, di mana tak satupun memiliki riwayat ke Afsel.
Di Belanda, varian Omicron diidentifikasi dalam dua sampel uji tanggal 19 dan 23 November. Ini juga sebelum ditemukan di Afsel dan larangan perjalanan diberlakukan.
Hal serupa juga terjadi di Jerman. Omicron ditemukan di Liepzig terkait seseorang yang belum pernah ke luar negeri dan tidak berkontak dengan siapa pun yang pernah ke luar negeri.
Dalam konferensi pers yang diadakan oleh kantor WHO di Afrika para ahli regional badan PBB mengatakan bahwa asal usul varian omicron tidak diketahui. Mereka juga mengkritik tindakan pembatasan perjalanan negara-negara di Afsel dan negara bagan lain.
"Sistem pengawasan kami di dunia global belum sempurna," kata Direktur Darurat Regional di kantor WHO Afrika, Dr Abdou Salam Gueye, dikutip dari CNBC International, Jumat (3/12/2021).
"Ketika kami mendeteksi suatu varian atau virus ... biasanya kami akan mendeteksinya beberapa minggu setelah ia memulai evolusinya. Satu-satunya hal yang kami yakini, ketika suatu negara mendeteksi virus, adalah sistem pengawasan negara itu baik. Itulah yang terjadi di Afrika bagian selatan, jadi ini semakin melemahkan larangan bepergian karena ... itu seperti tindakan terhadap sistem pengawasan yang baik."
Namun Gueye menambahkan bahwa ada kasus tidak terduga yang kini ditemukan di Eropa. Menurutnya penyelidikan yang sedang dilakukan, akan memberi tahu lebih banyak tentang asal usul virus.
Rekannya Gueye, Dr Nicksy Gumede-Moeletsi, ahli virologi senior di kantor WHO Afrika, juga mengatakan yang sama. Bahwa jumlah negara yang melaporkan varian Omicron meningkat setiap hari.
"Tampaknya sebagian besar negara-negara yang (melaporkan kasus Omicron) sekarang ... berasal dari luar negeri daripada di sini di Afrika, jadi kami tidak tahu dari mana asalnya dan kami membutuhkan bukti ilmiah yang sangat baik untuk mempelajari molekuler evolusi varian omicron lebih lanjut," katanya.
Para ahli yang berbasis di Eropa sendiri cenderung setuju bahwa Omicron kemungkinan telah beredar lebih lama dan lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya. Namun ahli Eropa tak menyinggung apakah Eropa merupakan sumber awalnya.
"Asal usul Omicron masih belum diketahui, termasuk lokasi penyebarannya pertama kali," kata peneliti utama Program Oxford Martin tentang Genomik Pandemi di Universitas Oxford, Moritz Kraemer.
"Itu sebagian karena cakupan dan pengawasan sekuensing yang terbatas di beberapa negara," katanya, menambahkan bahwa Afsel memiliki sistem pengawasan genomik yang mapan.
"Saya pribadi tidak berpikir ada sirkulasi luas yang tidak terdeteksi untuk waktu yang sangat lama," tambahnya.
WHO sudah resmi memasukkan Omicron menjadi "variant of concern atau VOC (varian yang mengkhawatirkan)". Omicron dilaporkan memiliki banyak strain atau mutasi dibandingkan varian Alpha, Beta dan Delta dan dianggap sangat menular.
Sebanyak 25 negara sudah melaporkan kasus. Terakhir kasus Omicron impor ditemukan di Singapura kemarin.
(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produk RI Rentan Kena Kampanye Hitam Uni Eropa, Nih Alasannya