
'Kiamat Kontainer' Masih Jadi Ancaman, Pengusaha Resah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha perkapalan dalam negeri angkat bicara mengenai kelangkaan kontainer yang terjadi. Sampai saat ini belum ada kepastian kapan 'kiamat kontainer' ini bisa selesai, bahkan diprediksi bisa lebih lama karena adanya varian baru Covid - 19, Omnicron.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto, mengatakan kelangkaan kontainer perdagangan internasional sudah terjadi sejak pertengahan 2020. Akibat dari pandemi dimana banyak pelabuhan utama dunia di China dan Amerika melakukan lockdown.
Pilihan Redaksi |
Lalu ketika ekonomi China membaik permintaan terhadap angkutan kapal menjadi tinggi, sedangkan suplai kapal terbatas.
"Suplai kapal terbatas akibat blank sailing yang mengakibatkan pengurangan space, maka terjadilah peti kemas dan naiknya ongkos freight atau kargo," kata Carmelita kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/11/2021).
Blank sailing yang dimaksud ketika operator membatalkan jadwal pelayaran satu pelabuhan atau wilayah. Biasanya hal ini terjadi jika ada cuaca buruk, atau kemacetan di pelabuhan untuk membatasi ketersediaan kapal, atau disengaja karena permintaan kapasitas permintaan turun.
"Bisa dilihat terjadinya kongesti di pelabuhan utama tersebut," katanya.
Namun Carmelita belum bisa memastikan kapan permasalahan ini selesai. Karena tergantung dari supply and demand pelayaran kembali seimbang.
"Diharapkan tidak ada pelabuhan yang melakukan lockdown lagi. Kita harapkan permasalahan ini cepat selesai," katanya.
Sampai saat ini produsen kontainer di Vietnam dan China juga terus menggenjot produksinya untuk memenuhi permintaan. Beberapa Main Line Operator (MLO) juga sedang berencana menambah kapal baru meski tidak dalam waktu singkat.
Kabar terbaru adanya varian Omicron juga membawa kekhawatiran bagi rantai pasok global. Ekonom Utama Asia di Oxford Economics Sian Fenner, mengatakan adanya varian Omicron menandakan pandemi belum berakhir.
"Rantai pasokan tetap rentan terhadap gangguan terkait pandemi, dengan varian Omicron menyoroti bahwa krisis belum berakhir," kata Sian mengutip CNBC International, Kamis (2/12/2021).
China diprediksi akan memperketat arus barang dengan menggandakan protokol penguncian menjadi lebih ketat, untuk menahan masuknya Omicron ke wilayah nya.
Untuk diketahui, Varian Omicron sendiri telah dimasukkan sebagai 'variant of concern' oleh WHO. Virus yang awalnya menyebar dari Botswana dan Afrika Selatan ini juga sudah ditemukan di banyak negara lain seperti Botswana, Hong Kong dan Belgia.
(emy/emy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Baik! Kelangkaan Kontainer Eksportir Bakal Berakhir