Internasional

Xi Jinping Ngamuk ke Jepang, Ada Apa China?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
02 December 2021 14:10
A Chinese paramilitary policeman is silhouetted as he stands guard near Japanese and Chinese national flags decorated near the Tiananmen Gate in Beijing, Friday, Oct. 26, 2018. Japanese Prime Minister Shinzo Abe held a second meeting with his Chinese counterpart Li Keqiang on Friday during the first formal visit to Beijing by a Japanese leader in nearly seven years that heralds warming ties following years of acrimony. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: AP/Andy Wong

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China pada Rabu (1/12/2021) malam memanggil duta besar Jepang untuk negara itu, Hideo Tarumi. Hal ini untuk menjelaskan pernyataan kontroversial mantan Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, terkait Taiwan.

Mengutip AFP, Abe sebelumnya menyebut bahwa Jepang maupun Amerika Serikat (AS) tidak dapat berdiam diri jika China menyerang Taiwan. Ini ditanggapi Beijing sebagai bagian dari memerdekakan Taiwan, yang diklaim merupakan bagian integral dari kedaulatan China.

"Komentar Abe secara terbuka menantang kedaulatan China dan memberikan dukungan berani kepada pasukan kemerdekaan Taiwan," tegas Hua Chunying, Asisten Menteri Luar Negeri China, dikutip Kamis (2/12/2021).

Pemerintah Jepang menanggapi pemanggilan ini dengan dingin. Kepala sekretaris kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan bahwa China tidak seharusnya mengomentari pernyataan yang dibuat oleh individu yang tidak lagi berada dalam pemerintahan.

"Duta Besar Tarumi mengatakan ... perlu bagi China untuk memahami bahwa ada orang di Jepang yang memiliki pendapat seperti itu dan Jepang tidak dapat menerima pandangan sepihak China tentang masalah seperti itu," kata Matsuno.

Abe, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu, adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa. Hingga saat ini, ia diketahui tetap berpengaruh di dalam partai itu.

Sementara itu, China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri. Klaim ini makin dipertegas setelah Tsai Ing-Wen berkuasa sebagai Presiden Taiwan. Tsai sendiri memiliki sikap yang berlawanan dengan apa yang diinginkan China.

Ketegangan antara keduanya saat ini diketahui sedang meruncing. Pasalnya, baru-baru ini Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA mengirimkan ratusan jet tempurnya untuk memasuki zona pertahanan udara pulau itu. 


(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Buka Suara soal Taiwan: Beri Warning, Sebut Suram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular