Internasional

Panas! Putin Balas Dendam ke Biden, Rusia 'Usir' Diplomat AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 December 2021 10:15
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6/2021) waktu setempat. (AP/Patrick Semansky)
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6/2021) waktu setempat. (AP/Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia memerintahkan staf Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Moskow untuk kembali ke negaranya pada 31 Januari 2022. Ini merupakan pembalasan atas keputusan AS untuk membatasi persyaratan diplomat Rusia.

"Kami ... bermaksud untuk menanggapi dengan cara yang sesuai. Pegawai Kedutaan Besar AS yang telah berada di Moskow selama lebih dari tiga tahun harus meninggalkan Rusia pada 31 Januari," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, dikutip dari Reuters, Kamis (2/12/2021).

"Sebelum 1 Juli tahun depan, kecuali Washington mengesampingkan aturan tiga tahun dan berkompromi, lebih banyak pekerja (AS) (di Rusia) akan pergi dalam jumlah yang sepadan dengan jumlah orang Rusia yang diumumkan oleh Departemen Luar Negeri," katanya.

Pertikaian diplomatik antara kedua negara meningkat setelah pekan lalu duta besar Rusia untuk AS mengatakan bahwa 27 diplomat Rusia dan keluarga mereka diusir dari AS. Mereka akan pergi pada 30 Januari.

Namun AS mengatakan para diplomat Rusia tidak diusir. Mereka pulang karena telah melewati batas tinggal tiga tahun berada di negara itu.

Laporan kantor berita RIA mengatakan dalam aturan baru AS, diplomat Rusia yang dipaksa meninggalkan AS akan dilarang bekerja sebagai diplomat di Negeri Paman Sam selama tiga tahun. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS sempat mengatakan negaranya sudah memberitahu Rusia lebih dari setahun lalu bahwa diplomatnya hanya akan diizinkan untuk tinggal selama tiga tahun dan dapat digantikan oleh diplomat lain.

"Saya ingin memperjelas, ini bukan pengusiran," kata juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa perubahan aturan dirancang agar Rusia merotasi diplomatnya dengan frekuensi yang sama dengan Kedutaan Besar AS di Moskow.

Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan belum terlambat bagi Washington untuk menghentikan Moskow menindaklanjuti pengusiran baru. Terutama jika AS membatalkan rencananya sendiri untuk mengusir diplomat Rusia.

Pengurangan staf Kedutaan Besar AS di Moskow akan memberi tekanan pada operasi di tengah pengusiran dan pembatasan lainnya. Kedutaan adalah misi operasional AS terakhir di negara itu setelah konsulat di Vladivostok dan Yekaterinburg ditutup dan terjadi penyusutan menjadi 120 staf dari sekitar 1.200 pada awal 2017.

Hubungan antara Washington dan Moskow berada pada posisi terendah pasca-Perang Dingin selama bertahun-tahun. Hubungan mereka juga berada di bawah tekanan karena penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiba-tiba AS Marah Besar ke Rusia, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular