Nih, Update Terbaru dari WHO Soal Omicron! Serem Nggak Sih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 December 2021 15:10
Aktivitas Warga Jerman Saat Covid
Foto: Sebuah papan bergambar manusia menggunakan masker terlihat di Viktualienmarkt di Munich, Jerman, 19 November 2021. (REUTERS/Michaela Reel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan gambaran terbaru tentang virus corona varian baru, omicron. Apakah betul omicron berbahaya? Apakah lebih sadis ketimbang varian delta yang mengerikan itu?

"Pada 28 Oktober 2021, kasus omicron sudah terdeteksi di sejumlah negara dan ada kemungkinan penyebaran lebih luas. Ada bukti awal bahwa omicron berisiko untuk lolos dari sistem imun tubuh dan/atau tingkat penyebaran yang lebih tinggi.

"Oleh karena itu, risiko terkait varian yang patut diwaspadai (Variant of Concern/VoC) omicron sangat tinggi. Bukti-bukti lebih lanjut akan dilaporkan setelah informasi tersedia," papar laporan mingguan WHO untuk pekan yang berakhir 28 Oktober 2021.

coronaSumber: WHO

Penyebaran virus corona saat ini, lanjut laporan WHO, masih didominasi oleh varian delta sementara varian lain mulai menurun. Sejauh ini, delta masih lebih menyebar luas ketimbang VoC lainnya, termasuk omicron yang penyebarannya masih terbatas di beberapa negara.

Dari 839.119 data tes yang dilaporkan ke WHO dalam 60 hari terakhir, varian delta sangat dominan dengan 99,8%. Sementara varian lain seperti gamma, alpha, beta, mu, lambda, dan omicron masing-masing kurang dari 0,1%.

Halaman Selanjutnya --> Begini Gambaran Pandemi Covid-19 Terkini

Selain itu, WHO juga melaporkan situasi terkini soal pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Secara global, kasus positif corona tidak naik, tetapi di Asia terjadi peningkatan jumlah pasien meninggal.

Pada periode sepekan yang berakhir 28 November 2021, terdapat tambahan 3.799.878 pasien positif corona di seluruh negara. Relatif sama dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara jumlah pasien meninggal bertambah 47.524 orang, turun 10% dari minggu sebelumnya.

"Secara global terdapat sekitar 3,8 juta orang terkonfirmasi positif Covid-19 pekan lalu, sama seperti pekan sebelumnya. Namun, angka kematian mingguan turun 10%. Per 28 November, total jumlah pasien positif corona di seluruh negara berjumlah lebih dari 260 juta orang dan angka kematian hampir 5,2 juta orang," sebut laporan mingguan WHO.

Secara rinci, WHO mengelompokkan situasi pandemi di enam kawasan (Eropa, Amerika, Pasifik Barat, Asia Selatan dan Timur, Mediterania Timur, dan Afrika). Afrika menjad kawasan dengan pertumbuhan kasus mingguan positif tertinggi, mencapai 93%.

"Sebagai catatan, lonjakan kasus di Afrika disebabkan oleh peningkatan jumlah tes. Namun ini harus tetap disikapi dengan hati-hati," lanjut laporan WHO.

Kawasan di mana Indonesia berada, yaitu Asia Selatan dan Timur, mengalami penurunan kasus positif mingguan sebesar 11%. Ini tentu menjadi kabar baik.

Dalam seminggu terakhir, pasien positif corona di Indonesia bertambah 2.417 orang. Lebih sedikit ketimbang jumlah sepekan sebelumnya yang bertambah 2.569 orang.

Sementara dalam hal kasus kematian, hanya dua kawasan yang membukukan kenaikan pekan lalu yakni Afrika dan Asia Selatan-Timur. Afrika naik 7%, sedangkan Asia Selatan-Timur melonjak 26%. Ini tentu menjadi hal yang patut mendapat perhatian khusus.

coronaSumber: WHO

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular