Covid-19 Indonesia Terkendali, Tapi Awas Dijajah 'Kumpeni'!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 November 2021 09:45
Sekolah Tatap Muka Saat PPKM Level 3
Foto: Suasana belajar mengajar pembelajaran tatap muka di sekolah SDN 14 Pagi Pondok labu, Jakarta, Senin (30/8/2021). Sekolah tatap muka resmi dilaksanakan kembali untuk 610 sekolah di DKI Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia masih terkendali. Namun ada ancaman yang patut diwaspadai.

Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona bertambah 264 orang. Lebih sedikit ketimbang hari sebelumnya yang sebanyak 404 orang.

Sepanjang minggu lalu, rata-rata pasien positif bertambah 361 orang per hari. Turun dibandingkan rerata pekan sebelumnya yaitu 365 orang setiap harinya.

Jumlah pasien sembuh juga terus bertambah, melebihi kasus baru. Sepanjang pekan kemarin, rata-rata pasien sembuh bertambah 338 orang per hari. Sedangkan pekan sebelumnya adalah 481 orang per hari.

Pasien sembuh yang melampaui pasien baru membuat kasus aktif corona di Tanah Air semakin sedikit. Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri. So, kasus aktif menggambarkan tingkat keparahan pandemi yang sesungguhnya di lapangan.

Per 28 November 2021, jumlah kasus aktif corona di Indonesia tinggi 8.214 orang. Ini adalah yang terendah sejak 30 April tahun lalu.

coronaSumber: Kemenkes, Worldometer

Halaman Selanjutnya --> Waspada Varian Baru Virus Corona

Akan tetapi, perjalanan belum usai. Ingat, pandemi virus corona masih ada. Dia belum pergi, siap menerkam kapanpun umat manusia lengah.

Apalagi sekarang ada kekhawatiran baru yang menyelimuti dunia. Virus corona terus bermutasi, dan kini ditemukan varian baru yakni omicron.

Kali pertama dideteksi di Afrika Selatan, kasus virus corona varian omicron kini sudah muncul di Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Republik Ceska, Botswana, Hong Kong, Belgia, Israel, Belanda, Kanada, Denmark, dan Australia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberi label Variant of Concern (VoC) kepada varian omicron alias B.1.1.529.

"Data awal menunjukkan peningkatan pasien yang dirawat di rumah sakit di Afrika Selatan. Namun ini bisa jadi karena semakin banyak orang yang terinfeksi, bukan karena penularan varian tertentu. Tingkat keparahan omicron akan ditentukan dalam beberapa hari atau minggu ke depan," sebut keterangan tertulis WHO.

Varian omicron membuat cemas karena kemungkinan lebih ganas ketimbang delta yang mengerikan itu. Mutasi virus ini membuatnya menurunkan khasiat pengobatan dan imun tubuh, temasuk yang dibentuk oleh vaksin.

Soal vaksinasi, Indonesia boleh berbangga. Per 27 November 2021, jumlah populasi Ibu Pertiwi yang sudah menerima vaksin anti-virus corona dosis penuh adalah 34,1%. Indonesia berada di peringkat sembilan dunia.

coronaSumber: Our World in Data

Halaman Selanjutnya --> Mobilitas Warga Meningkat, Waspada Risiko Penularan

Namun kalau benar varian omicron bisa melunturkan kemanjuran vaksinasi, maka Indonesia tidak bisa berleha-leha. Kewaspadaan harus ditingkatkan, apalagi varian omicron sudah terdeteksi di negara tetangga seperti Australia.

Ingat, virus corona seperti influenza. Virus ini lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia.

Sepertinya itu yang sedang terjadi di Indonesia. Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat mobilitas masyarakat meningkat pesat, membuat risiko penularan kian tinggi.

Mengutip Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat ke tempat perbelanjaan ritel dan rekreasi sudah berada di atas sebelum pandemi. Per 25 November 2021, angkanya adalah 7% di atas pra-pandemi.

Apalagi tidak lama lagi ada potensi peningkatan mobilitas masyarakat karena Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru). Belum lekang dari ingatan bagaimana momentum pergerakan warga saat Nataru tahun lalu menyebabkan peningkatan kasus positif awal tahun ini.

Sekarang saja mobilitas masyarakat sudah meningkat pesat. Indeks mobilitas dengan mengemudi di Indonesia per 24 November 2021 ada di 117,92. Indeks di atas 100 menunjukkan mobilitas sudah kembali ke zaman sebelum pandemi.

Oleh karena itu, Indonesia kudu waspada. Kini Indonesia punya musuh yang sama dengan ratusan tahun lalu, yaitu VoC. Namun kalau dulu namanya Vereenigde Oost Indische Compagnie alias kumpeni, sekarang Variant of Concern virus corona omicron.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular