Covid-19 Indonesia Terkendali, Tapi Awas Dijajah 'Kumpeni'!

Namun kalau benar varian omicron bisa melunturkan kemanjuran vaksinasi, maka Indonesia tidak bisa berleha-leha. Kewaspadaan harus ditingkatkan, apalagi varian omicron sudah terdeteksi di negara tetangga seperti Australia.
Ingat, virus corona seperti influenza. Virus ini lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia.
Sepertinya itu yang sedang terjadi di Indonesia. Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat mobilitas masyarakat meningkat pesat, membuat risiko penularan kian tinggi.
Mengutip Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat ke tempat perbelanjaan ritel dan rekreasi sudah berada di atas sebelum pandemi. Per 25 November 2021, angkanya adalah 7% di atas pra-pandemi.
Apalagi tidak lama lagi ada potensi peningkatan mobilitas masyarakat karena Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru). Belum lekang dari ingatan bagaimana momentum pergerakan warga saat Nataru tahun lalu menyebabkan peningkatan kasus positif awal tahun ini.
Sekarang saja mobilitas masyarakat sudah meningkat pesat. Indeks mobilitas dengan mengemudi di Indonesia per 24 November 2021 ada di 117,92. Indeks di atas 100 menunjukkan mobilitas sudah kembali ke zaman sebelum pandemi.
Oleh karena itu, Indonesia kudu waspada. Kini Indonesia punya musuh yang sama dengan ratusan tahun lalu, yaitu VoC. Namun kalau dulu namanya Vereenigde Oost Indische Compagnie alias kumpeni, sekarang Variant of Concern virus corona omicron.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
