Tok! ESDM Tetapkan Alokasi Biodiesel 10,15 Juta KL di 2022

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
Rabu, 01/12/2021 11:27 WIB
Foto: Launching Bahan Bakar B 30 (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan alokasi biodiesel untuk dalam negeri pada 2022 sebesar 10.151.018 kilo liter (kl), naik dari alokasi biodiesel 2021 yang telah direvisi menjadi 9.413.033 kl.

Penetapan alokasi biodiesel 2022 ini telah disahkan melalui Keputusan Menteri ESDM No. 150.K/EK.05/DJE/2021, tanggal 30 November 2021 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari - Desember 2022.

Adapun untuk penyaluran program biodiesel pada 2022 ini akan didukung oleh 22 Badan Usaha (BU) BBM dengan kapasitas terpasang sebesar 15.493.187 kl dan kemampuan produksi tahunan sebesar 13.527.527 kl.


Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, peningkatan alokasi biodiesel pada 2022 ini dengan pertimbangan asumsi pertumbuhan permintaan Solar sebesar 5,5%, estimasi permintaan Solar sebesar 33,84 juta kl, sehingga kebutuhan alokasi biodiesel pada 2022 diestimasikan sebesar 10,1 juta kl.

"Pemerintah berharap penyaluran biodiesel tahun 2022 dapat dilakukan dengan lebih efisien dan meminimalkan terjadinya keterlambatan atau gagal supply (B0)," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian, dikutip Rabu (01/12/2021).

Untuk itu, menurutnya pihaknya telah melakukan beberapa perbaikan, antara lain melalui pembagian alokasi dengan memperhitungkan kinerja BU BBN dalam melakukan penyaluran biodiesel periode 1 November 2020 hingga 31 Oktober tahun 2021, mengupayakan agar setiap tiap titik serah minimal ada 2 BU BBN yang menyuplai, menyiapkan formula penentuan ongkos angkut, pemilihan BU BBN dan BU BBM berdasarkan optimalisasi rute sehingga ongkos angkut menjadi efisien, dan membuat aplikasi pengawasan distribusi BBN secara online untuk mempermudah mitigasi jika terjadi potensi B0 di suatu titik serah.

Adapun untuk alokasi biodiesel pada 2021 ini yang mulanya ditetapkan sebesar 9,2 juta kl ditambah sebesar 213.033 kl menjadi 9.413.033 kl.

Penambahan alokasi biodiesel 2021 ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 149.K/EK.05/DJE/2021, tanggal 30 November 2021 tentang Perubahan Ketiga Atas Keputusan Menteri ESDM No. 252.K/10/MEM/2021 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel serta Alokasi Besaran Volume untuk Pencampuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Periode Januari - Desember 2021.

Dadan mengatakan, hingga minggu ke-4 bulan November sudah terealiasi sebesar 8,08 juta kL atau 87,9% dari total alokasi. Oleh karena itu, hingga akhir tahun diperkirakan akan melebihi target awal 9,2 juta kl, sehingga ditetapkanlah tambahan alokasi biodiesel hingga akhir tahun ini.

Dadan mengatakan bahwa aktivitas masyarakat yang terus meningkat menuju kembali pada kondisi normal berdampak pada peningkatan kebutuhan BBM.

"Keberhasilan program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah telah membuat aktivitas masyarakat berangsir pulih menuju kembali pada kondisi normal. Hal ini juga berdampak pada peningkatan kebutuhan/demand BBM, termasuk solar yang mulai menunjukkan trend meningkat sejak September 2021," jelasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Resmikan Proyek EBT Senilai Rp 25 T