Mayora Sebut Tren Korea Bikin Ketat Bisnis Makanan Ringan RI

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
30 November 2021 19:49
Ricky Afrianto Global Marketing Director of Mayora Group. (Tangkapan layar CNBC TV)
Foto: Ricky Afrianto selaku Global Marketing Director of Mayora Group. (Tangkapan layar CNBC TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempuran produk impor turut berdampak pada industri Fast-moving consumer goods (FMCG), salah satunya makanan ringan. Akibatnya persaingan di industri makanan ringan pun semakin ketat, terutama dengan adanya perubahan minat konsumen pada sebuah produk.

Global Marketing Director of Mayora Group Ricky Afrianto mengatakan, salah satu yang membuat persaingan semakin ketat, yakni masifnya tren budaya Korea di Indonesia. Sehingga, selera konsumen pada makanan ringan pun ikut berubah sehingga diperlukan inovasi.

"Kuncinya memang menjaga inovasi. Ada satu hal yang perlu diingat adalah Mayora perusahaan Indonesia dan harusnya kita yang paling paham mengenai cita rasa orang Indonesia," kata dia dalam dalam CNBC Indonesia Award 2021 'The Best Consumer and Hospitality Companies 2021', Selasa (30/11/2021).

Ricky mengaku, saat ini produk Mayora masih mampu bertahan terhadap gempuran dari berbagai produk impor. Hal itu tercermin dari pangsa pasar Mayora yang mendominasi. Misalnya untuk kategori biskuit Mayora pangsa pasar masih di posisi 40%.

"Tidak hanya itu juga, seperti kopi di Filipina kita menjadi market leader dengan perolehan market share di atas 44%. Ini cukup bagus. Pertama bagi Mayora dan bagi produk lainnya, karena membuktikan bahwa kualitas kita tidak kalah dari luar negeri," ungkap dia.

Selain menggarap pasar ekspor, Mayora juga fokus menggarap pasar ekspor dan telah memasarkan produknya hingga 100 negara. Adapun negara tujuan terbesar yakni negara di kawasan Asia Tenggara, kemudian China dan India. Sedangkan untuk pasar lainnya adalah Eropa dan Amerika Serikat.

"Untuk market share sendiri, seperti di China dan Vietnam, biskuit kami mengontrol pasar menjadi market leader. Kopi kita diterima dengan baik, tapi tidak menjadi market leader. Tidak hanya di Filipina, tapi juga di Rusia dan di Lebanon," jelas Ricky.

"Jadi kami melihat bahwa produk kita, sebenarnya kualitas kita, bahkan di negara Amerika pun, diterima dengan baik. Jadi selama kita mempunyai komitmen, kita masih bisa dan mampu bersaing dengan produk-produk lainnya," tambahnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPN Bakal Naik, Begini Dampaknya Untuk Produk Konsumer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular