
Mayora Ungkap Efek 'Kiamat' Kontainer Hingga Harga Komoditas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 bukan satu-satunya ancaman pada industri manufaktur. Di tengah pemulihan ekonomi dunia, krisis energi yang berdampak pada rantai pasok global pun membayangi beberapa negara besar yang tengah berusaha bangkit dari pandemi.
Hal itu pun dirasakan oleh industri dalam negeri, terutama mereka yang mengincar pasar ekspor. Global Marketing Director of Mayora Group Ricky Afrianto mengatakan, krisis tersebut menjadi tantangan dalam melakukan ekspor, salah satunya dari sisi logistik.
"Dengan banyaknya ekspor yang dilakukan, mencari kontainer pun susah. Kalaupun ada, harganya mahal. Tetapi seringnya juga belum tentu dapat kontainer. Saat semua mulai bangkit terjadi kekacauan logistik dalam hal rantai pasok," ungkap dia dalam CNBC Indonesia Award 2021 'The Best Consumer and Hospitality Companies 2021', Selasa (30/11/2021).
Dampak lainnya, menurut dia, adalah harga komoditas mengalami kenaikan. Meski bisa menjadi tantangan, di sisi lain kenaikan harga komoditas bisa meningkatkan daya beli masyarakat di Indonesia. Pasalnya, berbagai daerah di Indonesia masih mengandalkan komoditas untuk perekonomiannya.
"Kami harapkan semoga tahun depan terjadi keseimbangan dan saling mendukung walaupun tantangan utamanya adanya peningkatan biaya," tambah Ricky.
Selain tantangan di pasar ekspor, untuk dalam negeri sendiri terjadi peningkatan permintaan. Tren pemulihan ekonomi ini terlihat dari meningkatnya aktivitas dan daya beli masyarakat.
"Kami optimis, karena Mayora memberikan yang terbaik kepada konsumen. Jadi ketika kami memberikan value kepada konsumen, pasti bisa menciptakan permintaan, seperti beberapa produk yang kami luncurkan seperti Susu Tujuh Kurma memberikan manfaat, selain susu tapi ada manfaat kurma. Ternyata, walaupun terjadi pandemi, konsumen masih merespons," kata dia.
Sementara itu, dari sisi penjualan selama masa pandemi, Mayora masih mencatat adanya pertumbuhan sampai dengan kuartal III-2021 sebesar 13%. Pandemi, menurut Ricky, berdampak pada pola perilaku pembelian dan daya beli masyarakat di Indonesia. Beberapa produk yang berkontribusi dalam pertumbuhan itu, yakni produk biskuit dan kopi instan.
"Di Mayora ada beberapa kategori dan masing-masing memberikan kontribusi cukup seimbang. Jadi biskuit tetap memberikan kontribusi yang baik, ditambah lagi dengan adanya, kopi 3in1 (instan), masih memberikan kontribusi yang cukup signifikan baik di Indonesia maupun pasar ekspor," papar dia
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPN Bakal Naik, Begini Dampaknya Untuk Produk Konsumer
