'Kiamat' Uang Kertas di Depan Mata, Sudah 'Sakratul Maut' Nih

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 November 2021 13:05
Pembayaran Digital, E Wallet (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pembayaran Digital, E Wallet (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Per Oktober 2021, Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah transaksi uang elektronik adalah Rp 29,23 triliun. Naik 5,45% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan meroket 55,54% ketimbang Oktober 2020 (year-on-year/yoy).

Pada Januari-Oktober 2021, rata-rata pertumbuhan transaksi uang elektronik adalah 46,19% yoy setiap bulannya. Melambat dibandingkan periode yang sama pada 2020 yang tumbuh 60,36%.

Meski ada perlambatan, tetapi pertumbuhan penggunaan uang elektronik jauh lebih tinggi ketimbang peredaran uang kartal (uang fisik). Per Oktober 2021, nilai peredaran uang kartal adalah Rp 854,28 triliun. Hanya tumbuh 5,9% yoy, laju terlemah sejak Agustus 2020.

Memang betul bahwa keberadaan uang elektronik belum bisa sepenuhnya menggantikan uang fisik. Apalagi Indonesia adalah negara yang luas dan terdiri dari belasan ribu pulau. Tentu pengembangan uang elektronik tidak bisa seragam, butuh waktu untuk mengakselesasi penggunaannya terutama di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Namun seiring dengan penetrasi teknologi informasi, di mana saat ini pengguna ponsel lebih banyk ketimbang pemilik rekening perbankan, percepatan pemerataan penggunaan uang elektronik bukan pepesan kosong. Mungkin (sekali lagi, mungkin) uang kertas dan uang koin sudah berada di masa 'sakratul maut'...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular