Internasional

Diserang Rusia, Bank Ukraina Bekukan Transfer Uang Elektronik

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 February 2022 10:40
Warga antre untuk pengambilan uang di Bank Ukraina. (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)
Foto: Warga antre untuk pengambilan uang di Bank Ukraina. (REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Ukraina, Bank Nasional Ukraina pada Jumat (25/2/2022) menerbitkan aturan untuk menangguhkan penerbitan serta transfer dan pengisian uang elektronik. Langkah ini dilakukan saat negara itu menghadapi serangan dari Rusia.

Mengutip CNBC International, hal ini pun mendorong banyak warga beralih ke mata uang kripto. Pasalnya sektor perbankan di negara itu telah terganggu dan membuat warga kesulitan mengakses uangnya.

"Kuna, pertukaran crypto Ukraina yang populer, menunjukkan bahwa pembeli domestik membayar premium untuk stablecoin USDT Tether, yang dipatok dengan harga dolar AS," ujar wartawan CNBC International, Mackenzie Sigalos.

"Pada nilai tukar saat ini, harga untuk 1 USDT kira-kira 32 hryvnia Ukraina (mata uang nasional), atau US$ 1,10, berkat peningkatan permintaan."

Tak hanya di uang elektronik, uang tunai juga saat ini sulit didapatkan di negara itu. Ini dibuktikan dengan pemandangan warga mengantre di ATM mulai terlihat di beberapa kota negara itu. Salah satunya adalah Mariupol, yang merupakan wilayah dekat eskalasi konflik dengan pihak milisi pro-Rusia berlangsung.

Sementara itu, pasukan Rusia masih terus menggempur wilayah Ukraina. Dilaporkan bahwa pasukan pimpinan Presiden Vladimir Putin itu mulai mendekati ibukota Kyiv. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut bahwa pasukan ini ditujukan untuk melemparnya dari tahta kepemimpinan.

Putin sendiri menyebutkan bahwa langkah yang diambilnya ini adalah untuk melakukan "demiliterisasi" Ukraina. Ia menganggap pemerintahan Zelensky telah melakukan kekerasan kepada warga wilayah Donbass yang notabenenya mayoritas etnis Rusia.

Putin bahkan memberi ancaman bagi mereka yang mengganggu aksinya itu dengan mengatakan negara lain yang ikut campur akan menghadapi "konsekuensi yang belum pernah mereka lihat".


(tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular