Harga Batu Bara Cs Naik, Sri Mulyani Wanti-wanti Inflasi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga berbagai komoditas mengalami lonjakan tajam seiring peningkatan permintaan akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereda. Bagi Indonesia, seperti apa dampaknya?
"Seiring permintaan yang meningkat, haga komoditas energi meningkat tajam. Beberapa sudah mengalami koreksi, namun kita melihat dinamika migas dan batu bara sangat-sangat dinamis," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam jumpa pers APBN Kita, Kamis (25/11/2021).
Tidak hanya komoditas energi dan pertambangan, lanjut Sri Mulyani, harga komoditas energi pun meningkat. "CPO (minyak sawit mentah), karet, harga naik dan memberi dampak positif ke pemulihan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Namun, tambah Sri Mulyani, kenaikan harga komoditas ini harus disikapi dengan hati-hati. Sebab, kenaikan harga akan menyebabkan tekanan inflasi yang sudah dirasakan di berbagai negara.
"Di Amerika Serikat (AS), inflasi sudah 6,2%, tertinggi sejak 30 tahun terakhir. Ini tantangan nyata, bagaimana langkah-langkah menjinakkan inflasi tanpa mengguncang dunia.
"Negara-negara emerging inflasinya juga sudah tinggi. Argentina 52% inflasinya selama dua kuartal berturut-turut. Turki juga inflasinya mencapai 20% dengan nilai tukar mengalami depresiasi tajam 35,5%.
"Indonesia adalah sedikit negara yang inflasinya terjaga, masih 1,7%. Nilai tukar rupiah stabil, dalam hal ini hanya sedikit mengalami depresiasi. Ini menggambarkan salah satu kekuatan ekonomi kita," terang Bendahara Negara.
(aji/aji)