
Pemda yang Tak Ada Habisnya Buat Jokowi & Sri Mulyani 'Murka'

Belanja pemerintah pusat maupun daerah bisa menjadi pendorong konsumsi dunia usaha dan rumah tangga yang masih terpukul dari dampak pandemi Covid-19.
Peranan konsumsi pemerintah memang tidak sampai 10% dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB). Namun, belanja pemerintah bisa menjadi perangsang bagi tumbuhnya sektor lain.
Pada 2020, saat pandemi menyelimuti Tanah Air, konsumsi pemerintah menjadi satu-satunya yang tumbuh saat kontributor lain mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Andai belanja pemerintah ikut tumbuh negatif, bukan tidak mungkin PDB Indonesia tahun lalu lebih parah dari realisasi yang sebesar -2,07%.
Saat dana pemerintah daerah hanya 'ngendon' di bank, maka gairah perekonomian pun lesu karena tidak ada rangsangan. Hal ini yang membuat Jokowi 'murka'.
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, ini bukan kali pertama Jokowi kesal perihal dana yang mengendap di bank. Masalah ini memang hampir setiap tahun ditemukan.
Seperti Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku pemegang anggaran juga tak kuasa melontarkan kekesalannya terkait hal itu. Situasi ini membuat Sri Mulyani sampai geleng-geleng.
"Ada daerah pendapatan transfernya cukup besar, namun belanja jauh lebih rendah," kata Sri Mulyani pada September lalu.
[Gambas:Video CNBC]