
Sri Mulyani Akhirnya Buka-bukaan Kondisi Ekonomi RI Terbaru di DPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ekonomi Indonesia sepanjang semester I-2024 tetap resilien. Hal ini diungkapkan dalam Penyampaian Pokok-pokok Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN ΤΑ 2024, Senin (8/7/2024).
Sri Mulyani mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2024 cukup baik, terbukti sejumlah asumsi makro berhasil dicapai. Salah satunya asumsi pertumbuhan ekonomi. Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,11% pada kuartal I-2024 dan diperkirakan kembali akan tumbuh di atas 5% pada kuartal II-2024.
"Kemenkeu masih perkirakan pertumbuhan akhir tahun 5,0-5,2% sehingga keseluruhan 5,0-5,2% keseluruhan tahun untuk pertumbuhan Indonesia ini untuk menggambarkan kita masih punya buffer dari sisi domestik," ungkap Sri Mulyani.
Sementara itu, inflasi diyakini masih menunjukkan suatu kondisi yang baik, yakni pada level 2,5 dan sampai akhir tahun ini diperkirakan sebesar 2,7%-3,2%. Adapun, minyak dan gas berada di bawah asumsi 561 ribu barel per hari. Sri Mulyani mengatakan SKK Migas akan meningkatkan lifting minyak menjadi 609-580 ribu barel per hari.
"Ini level yang rendah dari asumsi APBN," ungkapnya.
Lebih lanjut, lifting gas yang mendekati 1 juta barel per hari, tidak tercapai. Realisasinya selama ini berada di bawah angka tersebut.
"Kami perkirakan semester II range gas 975 ribu barel - 1 juta barel per hari," katanya.
Untuk melihat sejauh mana pencapaian pemerintah, berikut ini realisasi asumsi makro per semester I-2024:
- Nilai Tukar
a. Realisasi: Rp 15.000/US$
b. Asumsi: Rp 15.901/US$
- Inflasi
a. Realisasi: 2,51%
b. Asumsi: 2,8%
- PDB
a. Realisasi: 5,0-5,2%
b. Asumsi: 5,2%
- Lifting Minyak
a. Realisasi: 561 ribu barel per hari
b. Asumsi: 635 ribu barel per hari
- Lifting Gas
a. Realisasi: 975 ribu barel per hari
b. Asumsi: 1,033 juta barel per hari
- Yield SBN 10 Tahun
a. Realisasi: 6,85%
b. Asumsi: 6,7%
- Harga Minyak
a. Realisasi: US$81,28 per barel
b. Asumsi: US$ 82 per barel
(Arrijal Rachman/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BLT & Bansos Cair, Sri Mulyani Lapor Jokowi Kondisi APBN Terkini