Internasional

Fakta Erdogan Umumkan 'Perang', Rush Money & Desakan Mundur

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 24/11/2021 16:30 WIB
Foto: REUTERS/Umit Bektas

Jakarta, CNBC Indonesia - Turki disebut Presiden Recep Tayyip Erdogan sedang berperang. Bukan baku tembak, melainkan "perang perekonomian".

"Kita melihat permainan yang dimainkan oleh mereka atas mata uang, bunga dan kenaikan harga ... dan menunjukkan keinginan kita untuk melanjutkan rencana permainan kita sendiri," katanya, dikutip AFP, Rabu (23/11/2021).

"Kita akan muncul sebagai pemenang dari 'perang kemerdekaan ekonomi' ini dengan bantuan Allah dan rakyat."


Lalu mengapa ini terjadi?

Hal ini bukan tanpa alasan. Erdogan kini membela diri terkait kebijakan pemotongan suku bunga yang ia tekankan ke bank sentral.

TCMB kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 100 basis poin menjadi 15% Kamis pekan kemarin. Akibatnya, kurs lira makin merosot melawan dolar Amerika Serikat (AS).

TCMB yang kini dipimpin Sahap Kavciogl usudah memangkas suku bunga sebesar 400 basis poin sejak September lalu ke 15%, padahal inflasi di Turki kini nyaris 20%. Alhasil, ketika suku bunga lebih rendah dari inflasi, mata uang pun terpuruk.

Lira jatuh ke rekor terendah Selasa hingga 15% yakni 13/US$. Lira telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar sejak awal tahun.

Anti Mainstream

Kebijakan yang anti mainstream TCMB mengikuti kemauan Erdogan menjadi pemicu krisis mata uang lira. Bank sentral biasanya akan menaikkan suku bunga ketika inflasi tinggi.

Tetapi TCMB malah mengambil kebijakan sebaliknya. Langkah itu tak lepas dari sikap Erdogan yang anti terhadap suku bunga tinggi.

Ia berpandangan suku bunga tinggi adalah "biangnya setan". Jika gubernur TCMB memilik pandangan yang berbeda, akan berujung pada pemecatan.

Sebelum Kavcioglu, Gubernur TCMB dijabat Naci Agbal yang menjabat hanya lima bulan saja, November 2020 hingga Maret 2021. Di bawah era Agbal, nilai tukar lira Turki sangat perkasa.

Lira sudah melemah sejak 2018 dan di rekor terlemah sepanjang sejarah pada November tahun lalu. Namun, saat Agbal mulai menaikkan suku bunga perlahan lira bangkit, hingga mencatat penguatan 24% dari rekor terendah.

Halaman 2>>


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Perang Iran-Israel, Erdogan: Upaya Sabotase Perundingan Nuklir Iran

Pages