Saat Jokowi Wanti-Wanti Soal Stop PLTU-Ambisi Netral Karbon

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
23 November 2021 10:25
Presiden Joko Widodo dalam acara Indo EBTKE ConEx 2021
Foto: Presiden Joko Widodo dalam acara Indo EBTKE ConEx 2021 (Tangkapan Layar via Youtube meti ires)

Jokowi mengatakan RI punya potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang sangat besar. Sungai di Indonesia mencapai 4.400, dari berukuran besar sampai sedang, di mana ini semua bisa dimanfaatkan untuk PLTA.

Karena investasinya besar, maka menurutnya akan dicoba terlebih dahulu pengembangan proyek EBT, yakni PLTA di dua sungai, yakni Sungai Kayan di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan juga Sungai Mamberamo, Kabupaten Sarmi, Papua.

Dari dua sungai ini, potensi listrik masing-masing yaitu Sungai Kayan 13.000 MW dan Mamberamo 24.000 MW.

"Kita coba dua dulu, Sungai Kayan dan Sungai Mamberamo. Sungai Kayan 13.000 MW dan Mamberamo 24.000 MW. Oke carikan investor bisa masuk ke sana. Kalau sudah masuk jangan masuk lagi ke grid PLN. Bikin grid sendiri masuk ke industri, industrinya siapkan," tegasnya.

Dia mengatakan, bulan depan ditargetkan groundbreaking kawasan industri hijau (green industrial park) di Kalimantan Utara ini bisa dilakukan di mana sumber energinya berasal dari PLTA dari Sungai Kayan.

"Industri yang akan masuk ngantri ternyata, kita coba dulu. Mereka ingin semuanya produknya dicap sebagai green product dengan nilai, dengan harga yang jauh lebih tinggi dari produk-produk yang dari energi fosil," jelasnya.

Jika proyek ini berjalan, maka menurutnya bisa jadi skenarionya akan menjadi lebih mudah.

"Kalau ini gak jalan, kalau kita harapkan global mau gratiskan juga gak mungkin mereka mau nombokin gap ini, gak mungkin, percaya, kita sudah bicara dengan World Bank, dengan investor dari Inggris, juga waktu kita di Glasgow. Pertanyaannya pasti ke sana, siapa yang tanggung itu," ucapnya.

(wia)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular