Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada musim liburan Hari Natal-Tahun Baru bulan depan. PPKM Level 3 akan diberlakukan secara merata di seluruh Indonesia.
"Ada keseragaman secara nasional. Sudah ada kesepakatan, aturan yang berlaku di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali nanti akan diseragamkan," ungkap Muhadjir Effendi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, pekan lalu.
Sebagai perbandingan, saat ini Provinsi DKI Jakarta sudah berstatus daerah PPKM Level 1, paling longgar. Mal sudah bisa diisi 100% pengunjung dan tutup pukul 22:00 WIB, seperti masa sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Bioskop juga sudah boleh membuka pintu bagi penonton dengan kapasitas maksimal 70%. Kemudian restoran dan rumah makan bisa melayani pelanggan yang makan-minum di tempat dengan kapasitas maksimal 75%.
Tempat wisata dan rumah ibadah juga sudah dibuka kembali, dengan kapasitas maksimal 75%. Sementara pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal boleh 75% bekerja di kantor. Sekolah juga sudah bisa menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas maksimal 50%.
Nah, berbagai kenikmatan itu akan berkurang kalau PPKM naik ke Level 3. Mal hanya boleh menerima pengunjung maksimal 50% dari kapasitas. Pelanggan yang dine-in di restoran dan warung makan pun dibatasi maksimal 50%. Penonton di bioskop juga dibatasi paling banyak 50%.
Sejauh ini, apakah perkembangan pandemi virus corona di Indonesia sudah dalam taraf mengkhawatirkan? Apakah menaikkan level PPKM adalah kebijakan masuk akal atau lebay?
Halaman Selanjutnya --> Pandemi Masih Terkendali
Kalau melihat perkembangan kasus positif harian, Indonesia masih sangat terkendali. Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan ada 314 orang pasien positif corona dalam sehari. Ini adalah yang terendah sejak 8 November.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 365 orang per hari. Turun dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 384 orang.
Di sisi lain, angka kesembuhan pasien melebihi kasus baru. Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien yang dinyatakan sembuh dari serangan virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini adalah 481 orang per hari.
Hasilnya, kasus aktif corona di Tanah Air semakin berkurang. Per 21 November, kasus aktif tersisa 8.126 orang, terendah sejak 30 April 2020.
Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Jadi, kasus aktif menggambarkan situasi pandemi yang sesungguhnya di lapangan.
 Sumber: Kemenkes, Worldometer |
Pandemi yang terkendali juga terlihat dari tingkat temuan kasus positif terhadap jumlah tes atau positivity rate. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan positivity rate maksimal 5% untuk bisa mengklaim pandemi terkendali.
Kemarin, ada 153.816 orang yang dites dan ditemukan 314 orang yang positif. Jadi positivity rate ada di 0,2%. Kali terakhir positivity rate Covid-19 di Indonesia lebih dari 5% adalah pada 9 September. Jadi sudah lebih dari dua bulan pandemi terkendali.
Halaman Selanjutnya --> Hati-hati, Warga Tak Lagi #dirumahaja
Akan tetapi, perlu digarisbawahi virus corona akan lebih mudah menular ketika terjadi peningkatan intensitas kontak dan interaksi antar-manusia. Risiko peningkatan kontak dan interaksi meningkat ketika moblitas mayarakat meningkat.
Inilah yang sedang terjadi belakangan. PPKM yang semakin longgar membuat mobilitas masyarakat meningkat tajam.
Pada 20 November, indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi ada di 172,28. Ini adalah yang tertinggi sejak 6 November.
Dalam sepekan terakhir hingga 20 November, rata-rata indeks mobilitas dengan mengemudi adalah 130,13 per hari. Indeks di atas 100 menandakan mobilitas sudah berada di atas kondisi sebelum pandemi.
Sementara tingkat kunjungan ke tempat perbelanjaan ritel dan rekreasi pada 18 November adalah 8% di atas hari-hari biasa sebelum pandemi. Dalam seminggu terakhir, rata-rata kunjungan ke lokasi tersebut adalah 5% di atas normal.
"Kita harus waspada agar kasus positif tidak naik dan tidak bangkit kembali," tegas Jokowi, pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA