Jokowi Was-Was Kontainer Langka, Ternyata Ini Maksudnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Persoalan rantai pasok global masih menjadi permasalahan serius bagi dunia industri saat ini. Bahkan Presiden Joko Widodo juga menyebut salah satu kendalanya adalah krisis kontainer yang dialami seluruh dunia.
"Kesulitan kontainer semua ini karena disrupsi yang memang mengacaukan kompleksitasnya, bahkan semakin bertambah," katanya dalam CEO Forum Kompas 100, Kamis (18/11/2021).
Jokowi mengatakan dunia berada pada posisi keraguan yang tinggi, berbagai krisis bermunculan, mulai dari perubahan iklim yang memicu krisis pangan, hingga situasi inflasi global. Hal ini membuat banyak negara kebingungan, terutama yang bergantung pada negara maju.
Imbas perdagangan global tidak seimbang, membuat aktivitas ekspor - impor berfluktuasi naik dan turun. Hal ini yang membuat permintaan angkutan kargo atau freight tidak menentu, sehingga muncul krisis kontainer.
Kelangkaan kontainer tidak bisa diartikan secara harfiah. Tapi dapat dipahami imbas dari aktivitas ekspor-impor banyak negara turun, membuat jadwal kapal angkut semakin sedikit.
Kondisi yang sudah terjadi dari tahun lalu ini membuat pengusaha sulit mendapat ruang kontainer, dimana membuat harga ongkos angkut melambung sampai 1.000% untuk tujuan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Ini adalah permasalahan global yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah. Terlebih shipping line antar benua ini dikuasai segelintir perusahaan asing. Sehingga Indonesia hanya menjadi pengguna saja.
Bahkan Menteri Perdagangan Lutfi juga mengaku kesulitan dalam mengatasi hal ini. Padahal Indonesia sedang mengalami peningkatan permintaan ekspor.
"Freight antara Indonesia ke Eropa atau Amerika itu naik lima kali lipat," katanya (30/9/2021).
Koordinator Wakil Ketua Umum IV Kadin Indonesia, Carmelita Hartoto mengatakan kelangkaan kontainer ini sangat memberatkan eksportir, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk bernegosiasi dengan operator pelayaran luar negeri.
"Kami harapkan pemerintah bicara kepada owner MLO (Main Line Operator), kalo bicara dari sisi sini head office nya di negara masing-masing," katanya.
Meski saat ini perusahaan MLO itu sudah membantu dari penyediaan ruang 1.000 kontainer untuk furniture. 3.200 kontainer yang disiapkan untuk industri makanan dan minuman.
(hoi/hoi)