Internasional

Nyata! Ancaman 'Ngeri' Selain Covid Bisa Bikin Asia Tenggelam

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 November 2021 06:51
Suasana rumah yang terendam banjir di Kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin (8/11/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana rumah yang terendam banjir di Kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin (8/11/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 rupanya bukan satu-satunya ancaman bagi Asia. Prediksi 'ramalan' kota-kota yang akan tenggelam dalam beberapa dekade mendatang semakin menjadi momok menakutkan di wilayah ini.

Prediksi tersebut muncul melalui laporan Environmental Research Letters. Studi dikerjakan oleh para peneliti dari Princeton University dan Potsdam Institute for Climate Impact Research di Jerman.

Laporan itu menyebutkan akan ada sekitar 200 juta penduduk perkotaan lainnya akan mendapati tempat tinggal mereka terendam air laut hingga setinggi lutut meski suhu global dunia naik 2 derajat celcius. Wilayah mereka juga akan lebih rentan dilanda badai.

"Sekitar lima persen dari total populasi dunia saat ini tinggal di daratan yang ada di bawah level air pasang yang diperkirakan akan naik berdasarkan karbon dioksida yang ditambahkan oleh aktivitas manusia ke dalam atmosfer," kata CEO dan kepala peneliti Climate Central, Ben Strauss, yang memimpin penyusunan laporan tersebut, dikutip dari AFP, Rabu (17/10/2021).

Situasi terburuk diperkirakan berpotensi terjadi kawasan Asia, yang menjadi lokasi dari sembilan kota besar dengan risiko tinggi. Wilayah daratan Bangladesh dan Vietnam juga diprediksi akan berada di bawah garis pasang tinggi untuk jangka panjang, bahkan saat suhu global naik 2 derajat Celsius.

Area-area dengan pembangunan pesat di China, India dan Indonesia, khususnya di Jakarta, juga diprediksi akan menghadapi kehancuran. Sebagian besar proyeksi kenaikan permukaan laut pada kota-kota tepi pantai akan berlangsung hingga akhir abad ini.

Kenaikan permukaan laut diperkirakan mencapai setengah meter hingga kurang dari dua kali lipat dari itu. Ini bergantung pada seberapa cepat polusi karbon berkurang.

Laporan itu juga mengatakan lautan akan terus meluas selama ratusan tahun setelah tahun 2100. Fenomena ini dipicu oleh lapisan es yang mencair, panas yang terjebak di lautan dan dinamika air yang menghangat. Kenaikan juga tidak akan terpengaruh meski dunia menurunkan emisi gas kaca dengan agresif.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Hanya Jakarta, Kota-kota Asia Ini Terancam Tenggelam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular