Jangan Kelewat! Deretan Rumah di Kota Ini Harganya Turun

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
15 November 2021 15:45
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Ilustrasi rumah baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan indeks harga properti residensial (IHPR) di sejumlah kota di Indonesia mengalami pertumbuhan melambat secara tahunan (year on year/yoy) pada Kuartal III-2021.

Kendati demikian, terdapat dua kota yang mengalami indeks penurunan harga secara tahunan pada Kuartal III-2021, yakni di Bandar Lampung dan Padang.

Berdasarkan survei harga properti residensial (SHPR) Kuartal III-2021 yang telah dirilis BI menunjukkan, IHPR di Bandar Lampung pada Kuartal III-2021 mencapai 206,65 atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 209,96.

Namun secara kuartalan (qtq), IHPR di Bandar lampung terlampau meningkat, yakni pada Kuartal II-2021 mencapai 205,8.

Sementara itu, IHPR di Padang pada Kuartal III-2021 mengalami penurunan secara kuartalan, namun meningkat secara tahunan.

Dimana pada IHPR di Padang pada Kuartal III-2021 mencapai 197,89 atau lebih rendah dibandingkan Kuartal II-2021 yang mencapai 198,23. Namun meningkat dibandingkan Kuartal III-2020 yang mencapai 195,99.

Secara nasional, harga properti residensial tumbuh terbatas pada Kuartal III-2021, sebesar 1,41% (yoy). Lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Kuartal sebelumnya yang sebesar 1,49% (yoy), maupun pada Kuartal III-2020 yang mencapai 1,51% (yoy).

Berdasarkan wilayah, perlambatan pertumbuhan IHPR utamanya terjadi di Kota Medan yaitu 2,96% (yoy), kemudian diikuti oleh Pekanbaru 2,80% (yoy), dan Padang 0,96%(yoy).

Perlambatan IHPR tersebut terutama terjadi pada rumah tipe menengah yang tumbuh sebesar 1,39% (yoy) dan tipe kecil 2,03% (yoy). Lebih rendah dari 1,59% (yoy) untuk tipe menengah dan 1,39% (yoy) tipe kecil pada kuartal sebelumnya.

Sedangkan tipe besar tumbuh relatif stabil pada kisaran 0,80% (yoy). Hal ini ditengarai adanya upaya developer untuk menghabiskan rumah ready stock di mayoritas kota yang terpantau. Sehingga cenderung menahan kenaikan harga.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Survei BI: Harga Rumah Naik, Penjualan Turun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular