Internasional

Loyo Nobita! Jepang Kontraksi di Q3 2021, Jauh dari Perkiraan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 November 2021 10:05
Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)
Foto: Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)

Jakarta, CNBC Indonesia - EkonomiĀ Jepang kontraksi atau negatif lagi di kuartal ketiga (Q3) 2021. Hal ini terjadi akibat gangguan pasokan global dan Covid-19 yang mengganggu belanja bisnis dan konsumen

Data produk domestik bruto (PDB) awal Senin (15/11/2021), menunjukkan ekonomi menyusut 3,0% secara tahunan (yoy) pada Juli-September setelah kenaikan 1,5% di Juni. Kontraksi ini jauh dibanding perkiraan pasar 0,8%.

Sementara di basis kuartal ke kuartal (qtq) PDB tercatat minus 0,8%. Ini juga jauh dibandingkan perkiraan pasar minus 0,2%.

"Kontraksi jauh lebih besar dari yang diharapkan karena kendala rantai pasokan, yang memukul output dan belanja modal dengan keras," kata Kepala Ekonom Norinchukin Research Institute, Takeshi Minami, dikutip Reuters.

"Kami memperkirakan ekonomi akan rebound pada kuartal ini tetapi laju pemulihan akan lambat karena konsumsi tidak dimulai dengan baik bahkan setelah pembatasan Covid-19 dilonggarkan pada akhir September."

Secara detil, konsumsi turun 1,1% pada Juli-September dibanding kuartal sebelumnya setelah naik 0,9% pada April-Juni. Belanja modal juga turun 3,8% setelah naik 2,2%, yang direvisi pada kuartal sebelumnya.

Permintaan domestik memangkas 0,9% poin ke pertumbuhan PDB. Ekspor turun 2,1% pada Juli-September dari kuartal sebelumnya karena perdagangan dilanda kekurangan chip dan kendala rantai pasokan.

Sementara itu, Perdana Menteri Fumio Kishida berencana untuk menyusun paket stimulus ekonomi skala besar senilai puluhan triliun yen. Namun ekonom skeptis tentang dampaknya terhadap pertumbuhan jangka pendek.

"Paket tersebut kemungkinan akan menjadi kumpulan langkah-langkah pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang, dan fokusnya mungkin kabur, sehingga tidak akan berdampak banyak dalam jangka pendek," kata Minami, analis dari Norinchukin.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Jepang Rebound, 5,4% di Q4 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular