Mohon Doa, Covid-19 Bisa Makin 'Jinak' Tahun Depan! Amin...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 November 2021 09:46
PTM Dimulai, Bus Sekolah Kembali antar Jemput Siswa
Foto: Bus Sekolah (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) adalah ancaman besar bagi umat manusia sejak tahun lalu. Hampir dua tahun pandemi meneror, kini ada harapan dia bisa reda tahun depan.

Di negara-negara dengan tingkat penularan tinggi, penyebaran virus corona sudah bisa lebih terkendali. Misalnya di India.

Dalam sepekan hingga 12 November 2021, rata-rata pasien positif corona di Negeri Bollywood bertambah 11.490 orang per hari, berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lebih rendah dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yang bertambah 12.514 orang setiap harinya.

Demikian pula di Inggris. Kasus harian di Negeri Big Ben memang masih tinggi, tetapi terlihat melandai.

Rata-rata penambahan kasus positif dalam tujuh hari hingga 12 November 2021 adalah 34.312 orang per hari. Sekali lagi, masih tinggi, tetapi turun dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 38.866 orang saban harinya.

Rusia pun senada. Seperti Inggris, kasus harian di Negeri Beruang Merah masih tinggi tetapi ada penurunan.

Rata-rata kasus positif corona dalam sepekan hingga 12 November 2021 adalah 39.714 orang per hari. Sedikit turun ketimbang rerata seminggu sebelumnya yang 30.293 orang per hari.

Kehadiran vaksin anti-virus corona sepertinya membuat dunia lebih siap, tidak seperti tahun lalu yang tergagap-gagap. Vaksin akan membantu mengurangi risiko tertular virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Jika tertular, risiko mengalami gejala berat bahkan kematian juga bisa ditekan.

Oleh karena itu, ada perkiraan pandemi bakal semakin sirna pada 2022. Hal ini dituangkan oleh Edward Carr, Wakil Pemimpin Redaksi The Economist, dalam tajuk berjudul Covid-19 is Likely to Fade Away in 2022.

"Pandemi tidak sepenuhnya mati, dia berangsur reda. Inilah yang mungkin terjadi terhadap Covid-19 pada 2022.

"Benar bahwa akan ada lonjakan musiman atau di daerah tertentu (lokal), terutama di negara dengan tingkat vaksinasi rendah. Epidemiolog juga masih terus waspada dengan kemunculan varian baru yang mungkin melunturkan kekebalan tubuh dari vaksinasi.

"Namun, dalam tahun-tahun ke depan, Covid-19 akan menjadi penyakit endemik seperti flu. Dengan begitu, kehidupan akan kembali normal, setidaknya normal dibandingkan masa pandemi," papar Carr.

Halaman Selanjutnya --> Vaksinasi adalah Koentji

Vaksinasi, lanjut Carr, akan menjadi kunci untuk mewujudkan kekebalan kolektif (herd immunity). Untuk Covid-19, vaksinasi memang sangat dikebut.

Bayangkan, butuh 20 tahun untuk vaksin polio dari proses uji awal ke izin edar perdana. Namun vaksin Covid-19 berbeda. Kini sekitar 1,5 miliar dosis disuntikkan ke lengan umat manusia setiap bulannya.

Airfinity, lembaga think-tank kesehatan yang berbasis di Inggris, memperkirakan produksi vaksin pada Juni 2022 akan mencapai 25 miliar dosis. Bulan lalu, Presiden AS Jopseh 'Joe' Biden menegaskan 70% populasi Planet Bumi akan mendapatkan vaksinasi dalam tempo setahun. Sepertinya pasokan tidak lagi jadi soal.

"Kombinasi vaksinasi dan berbagai metode perawatan akan mengurangi risiko penyebaran virus secara luas sehingga menekan fatalitas. Semakin lama, Covid-19 semakin tidak mematikan," lanjut Carr.

Akan tetapi, lanjut Carr, pencapaian ini diraih dengan pengorbanan yang luar biasa. Amat banyak orang yang menjadi imun terhadap virus corona karena sebelumnya pernah terinfeksi.

Imunitas juga didapat dengan harga yang teramat mahal. The Economist memperkirakan jumlah kematian akibat Covid-19 sangat mungkin jauh di atas angka resmi.

"Perkiraan kami per 22 Oktober 2021, total angka kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia mencapai 16,5 juta orang. Angka ini 3,3 kali lebih tinggi dari laporan resmi. Sedangkan jumlah total pengidap Covid-19 mungkin bisa menyentuh angka 1,5-3,6 miliar orang, 6-15 kali lebih tinggi dari data resmi.

"Covid-19 memang belum selesai. Namun pada akhirnya, Covid-19 tidak lagi menjadi ancaman mematikan pada 2023 bagi warga di negara maju. Covid-19 hanya akan menjadi penyakit biasa," pungkas Carr.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular