Internasional

Awas Angin Ribut, AS 'Serang' Rusia Dalang Krisis Eropa

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
12 November 2021 12:55
lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/
Foto: lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) kembali mengalamatkan tuduhannya kepada Rusia soal krisis energi yang terjadi di Eropa. Negeri Paman Sam menuduh bahwa Rusia mendapatkan keuntungan yang besar dari situasi ini.

Amos Hochstein, penasihat senior Departemen Luar Negeri AS untuk keamanan energi global, mengatakan bahwa Moskow telah memainkan krisis energi ini menjadi sebuah "senjata" untuk kepentingan politiknya.

"Itu (Rusia) benar-benar tidak melakukan apa pun untuk meringankan (kegentingan energi), dan pada kenyataannya, mengambil keuntungan darinya," kata Hochstein kepada Hadley Gamble dari CNBC International, Rabu (10/11/2021).

Hochstein pun menambahkan bahwa bukti dari aksi Rusia ini sudah semakin terlihat jelas. Ia mencontohkannya dengan kejadian pipa gas Nord Stream 2 yang memanjang dari Rusia hingga Jerman.

"Mereka telah mendekati garis menggunakannya sebagai senjata dengan menyarankan bahwa jika keputusan politik diambil di Jerman ... untuk mengesahkan pipa Nord Stream 2, tiba-tiba, gas akan muncul, dan akan ada banyak gas dari Rusia untuk Eropa."

"Sayangnya, saya pikir begitulah perilaku mereka," tambahnya.

Ucapan Hochstein ini juga turut diamini oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Ia mengatakan AS sedang mengamati "dengan sangat hati-hati" untuk melihat apakah Rusia menggunakan energi sebagai alat politik.

"Jika Rusia mencoba menggunakan energi sebagai senjata atau melakukan tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina, kami berkomitmen dan Jerman berkomitmen untuk mengambil tindakan yang tepat," katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menolak klaim bahwa negaranya mempersenjatai energi untuk melawan Eropa. Putin menyebut Rusia tetap akan menyuplai energi meski ada ketegangan dengan wilayah Benua Biru seperti yang terjadi pada perang dingin lalu.

"Bahkan selama bagian tersulit dari Perang Dingin, Rusia secara teratur telah memenuhi kewajiban kontraktualnya dan memasok gas ke Eropa," kata Putin pada bulan Oktober lalu.

Harga gas di Eropa mencapai rekor tertinggi pada Oktober didukung oleh lonjakan permintaan yang tidak diimbangi dengan suplai dari Rusia. Analis menyebut bahwa Rusia sengaja tidak meningkatkan suplainya lantaran ingin memaksa Eropa untuk menyetujui penggunaan pipa gas Nord Stream 2 segera.


(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Situasi Memburuk, Krisis Energi Mulai Ancam Daratan Eropa!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular