Internasional

Bak Jatuh Kena Tangga, yang Dekat Trump Diperiksa Penyidik AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 10/11/2021 13:10 WIB
Foto: Kayleigh McEnany. (AP/Jacquelyn Martin)

Jakarta, CNBC Indonesia - Orang-orang yang dekat dengan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai diselidiki. Ini terkait kerusuhan di Gedung Kongres AS, The Capitol, 6 Januari 2021 lalu.

Komite DPR memanggil mantan sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany, penasihat senior Stephen Miller dan mantan pejabat Gedung Putih lainnya. Mereka diminta bersaksi dalam penyelidikan dan memberikan dokumen yang relevan, Selasa (9/11/2021).


Selain McEnany dan Miller, mantan direktur personalia Gedung Putih John McEntee, mantan wakil kepala staf Christopher Liddell, dan penasihat keamanan nasional untuk mantan Wakil Presiden Mike Pence Keith Kellogg, juga ikut dipanggil. Penerima panggilan pengadilan lainnya termasuk Nicholas Luna, yang menjabat sebagai asisten pribadi Trump hingga penasihat senior Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows.

"Komite Terpilih ingin mempelajari setiap detail dari apa yang terjadi di Gedung Putih pada 6 Januari dan di hari-hari sebelumnya," kata Bennie Thompson, ketua panel penyelidikan dari Partai Demokrat, dikutip CNBC International, Rabu (10/11/2021).

"Kita perlu tahu persis peran apa yang dimainkan mantan Presiden dan para pembantunya dalam upaya menghentikan penghitungan suara pemilu dan apakah mereka berhubungan dengan siapa pun di luar Gedung Putih yang berusaha membatalkan hasil pemilu."

Thompson yakin para saksi yang dipanggil memiliki informasi yang relevan atas kerusuhan tersebut. Mereka diharapkan mematuhi panggilan itu.

"Kami mengharapkan mereka untuk sepenuhnya mematuhi penyelidikan Komite Terpilih saat kami bekerja untuk mendapatkan jawaban bagi rakyat Amerika, membuat rekomendasi tentang perubahan undang-undang untuk melindungi demokrasi kami, dan membantu memastikan bahwa tidak ada yang seperti 6 Januari pernah terjadi lagi," tambahnya.

Trump mengecam penyelidikan itu. Ia mengatakan hal itu sebagai "peretasan yang ambisius".

"Peretasan yang ambisius secara politik, terus memanggil orang-orang yang ingin tahu tentang mereka yang memprotes, pada 6 Januari. Pemberontakan yang terjadi selama Pemilihan Presiden 3 November," katanya.

Trump sendiri telah mengajukan gugatan untuk memblokir komite 6 Januari. Ini dilakukan guna menghindari komite dari memperoleh catatan Gedung Putih terkait dengan kerusuhan tersebut.

Kerusuhan 6 Januari terjadi saat Trump mendesak pendukungnya untuk berbaris ke Capitol demi memprotes konfirmasi Kongres tentang pemilihan Biden sebagai presiden. Ribuan orang menyerbu daerah sekitar Capitol dan mendobrak pintu dan jendela kompleks tersebut.

Lima orang tewas akibat kerusuhan itu, di antaranya Petugas Polisi Capitol Brian Sicknick. Lebih dari seratus petugas lainnya terluka setelah diserang oleh massa.

Tiga minggu lalu, DPR memilih untuk menahan mantan penasihat senior Gedung Putih Steve Bannon terkait penghinaan Kongres atas penolakannya untuk mematuhi panggilan pengadilan yang dikeluarkan oleh komite 6 Januari. Bannon dikatakan terkait pertemuan rahasia 5 Januari di sebuah hotel di Washington dengan mantan pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani.


(tfa/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Terlibat Perang Israel-Iran, Serang 3 Fasilitas Nuklir Iran