Internasional

Bak Diserang Seluruh Bumi, Ramai-ramai Krisis Hantam China

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
09 November 2021 16:33
Bank China
Foto: REUTERS/Jason Lee

3. Lonjakan Covid-19

Sementara itu, di sisi lain, Covid-19 kembali menyerang China. Bahkan, wabah kali ini disebut yang kedua terparah setelah corona muncul di Wuhan pertama kali, akhir 2019.

Komisi Kesehatan Nasional (CMA) kembali melaporkan infeksi baru Covid-19 yang sebagian besar ditularkan melalui transmisi lokal, Senin (8/11/2021). China mencatat 62 kasus baru setelah Minggu mengumumkan 89 kasus.

Mengutip Financial Times, gelombang Covid-19 saat ini, yang dimulai sejak 17 Oktober, sudah mencapai sebagian besar dari 31 provinsi China. Ini menjadi penyebaran terluas sejak awal pandemi muncul akhir 2019 lalu di Wuhan, Provinsi Hubei.

Mengutip Reuters, hingga 5 November, ada 918 kasus terkait penularan baru ini. Persisnya di 44 kota di 20 provinsi. Varian Delta menjadi penyebab gelombang kali ini.

Worldometers mencatat terdapat total 97.885 kasus Covid-19 secara akumulatif sejak pandemi terjadi di akhir 2019. Tercatat 4.636 kematian.

4. Krisis Pangan

Bukan cuma Covid-19, masalah baru lainnya juga menyerang China yakni krisis pangan. Rata-rata harga pangan, terutama sayuran, melonjak 39,8% sejak September.

Ini disebabkan gagal panen akibat hujan lebat yang membanjiri lahan sayuran. Masalah bertambah karena langkah-langkah penguncian (lockdown) Covid-19 yang menghambat distribusi pangan di negara itu.

5. Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem juga ikut mengancam China.Komisi Kesehatan Nasional (CMA) mengeluarkan peringatan badai salju oranye pertama musim dingin, tingkat tertinggi kedua, Minggu.

Pusat itu memperkirakan badai di timur laut akan terjadi, dengan salju setebal 45 milimeter (1,8) inci di beberapa wilayah.

"Cuaca dingin juga terjadi dari Beijing ke Shanghai ke Guangzhou, menekan suhu hingga 14 derajat celcius pada Minggu," kata badan tersebut.

6. Panic Buying

Sementara itu, panic buying terjadi di China. Hal ini dipicu oleh anjuran pemerintah yang meminta agar warga menimbun bahan-bahan pokok menjelang musim dingin.

"Kami meminta keluarga untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat," ujar situs resmi Kementerian Perdagangan China pekan lalu.

Mengutip laporan Reuters, Senin (8/11/2021) para manula di Beijing terlihat berebut sayur kubis di swalayan. Beberapa sudut memperlihatkan bagaimana orang-orang membawa bungkusan kubis sangat besar, yang kemungkinan bisa disimpan sebagai stok berbulan-bulan.

"Setiap tahun, di waktu ini, volume penjualan (kubis) memang meningkat. Tapi setelah laporan (penimbunan) keluar, semua orang buru-buru membeli semuanya bahkan lebih," kata seorang penjual di pasar Xinfadi, Beijing, Jia Jinzhi, dikutip Selasa (9/11/2021).

Beberapa supermarket disebut membatasi penjualan pada tiga kubis per orang. Namun warga yang datang setelah jam 9.00 tetap tak mendapat jatah.

Tak hanya di supermarket, warga juga mulai menyerbu beberapa website e-commerce seperti Alibaba. Bukan hanya sayuran, barang kebutuhan pokok lain seperti beras, kecap, dan saus sambal, menjadi tren di situs yang didirikan oleh Jack Ma itu.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular