Bos SKK Migas Beberkan Alasan Masih Lesunya Investasi Migas

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
Senin, 01/11/2021 11:08 WIB
Foto: Harga Minyak Melonjak, Investasi Migas 2021 Bisa Tembus USD 11,2 Miliar (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah lonjakan harga minyak dan gas bumi saat ini, investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) sampai kuartal III 2021 di Tanah Air masih lesu.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, realisasi investasi hulu migas sampai September 2021 baru mencapai US$ 7,9 miliar atau 64% dari target tahun ini sebesar US$ 12,38 miliar.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pun buka-bukaan mengenai lesunya investasi di sektor hulu migas ini. Dia mengatakan, masih lemahnya investasi di sektor hulu migas ini karena masih lesunya kegiatan pengeboran, baik eksplorasi dan lainnya.


Ditambah lagi adanya kondisi pandemi Covid-19 sejak tahun lalu yang membuat permintaan turun dan harga minyak pun anjlok signifikan.

Namun demikian, lanjutnya, pihaknya terus mendorong para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar kembali berinvestasi masif dan agresif, terutama ketika kini harga minyak dan gas tengah mengalami peningkatan.

"Setelah pandemi 2020 harusnya encourage para KKKS untuk investasi masif, agresif. Di tahun lalu harga minyak rendah, sehingga orang berjaga-jaga, tapi ternyata tahun ini harga minyak dan gas melonjak tinggi di internasional. Kita harapkan para pelaku hulu migas bisa berinvestasi lebih agresif," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (01/11/2021).

Melihat kondisi saat ini di mana harga dan permintaan minyak mulai meningkat, SKK Migas berharap investasi ke depan akan lebih baik lagi. Dari sisi aktivitas pengeboran misalnya, dia mengatakan tahun lalu pengeboran sumur pengembangan hanya 240 sumur, sementara tahun ini diperkirakan bisa mencapai 550 sumur.

"Tahun ini 550 sumur, lebih dari 2x akan lebih kelihatan lebih baik lagi. Jadi tahun lalu (investasi) US$ 10 billion, tahun ini US$ 11,2 billion, naik 10% lebih, bila dilihat ada peningkatan, tapi aktivitas di awal tahun masih lambat," ucapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, diharapkan pada tahun 2022 investasi bisa lebih baik lagi. Dari segi persiapan juga akan diperbaiki. Menurutnya, investasi di triwulan I 2022 sudah akan dipersiapkan sejak triwulan IV tahun 2021.

"Tentu saja investor masih berharap namanya investasi keekonomian. Pemerintah merespons melalui beberapa relaksasi pajak tak langsung, insentif untuk jamin keekonomian operasional hulu migas," tuturnya.

SKK Migas mencatat sampai September 2021 investasi di sektor hulu migas baru mencapai US$ 7,9 miliar atau 64% dari target tahun ini sebesar US$ 12,38 miliar. Dwi menyebut prognosa tahun ini akan bisa mencapai US$ 11,2 miliar.

"Prognosa satu tahun sesungguhnya akan capai US$ 11,2 billion, kalkulasi kami itu 90,4% (dari target awal). Bandingkan percentage time-nya harus sama, sekarang 64% karena masih akhir September jadi sembilan bulan untuk 12 bulan, kami akan capai 90,4%," jelasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran-Israel Memanas, RI Hadapi Risiko Kenaikan Harga Minyak