Ternyata Ada Luka Juga Saat RI Ketiban 'Durian Runtuh'

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 October 2021 15:35
Distribusi LPG 3 Kg . (Dok. Pertamina)
Foto: Distribusi LPG 3 Kg . (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Durian runtuh' yang menimpa Indonesia memberikan banyak keuntungan buat pemerintah maupun dunia usaha. Akan tetapi di sisi lain, hal tersebut ternyata memberikan dampak negatif yang mengharuskan pemerintah keluarkan uang lebih banyak.

Disebut 'durian runtuh' ini adalah komoditas. Di antaranya minyak dan gas bumi, batu bara, nikel, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), tembaga dan lainnya. Komoditas andalan ekspor Indonesia ini alami kenaikan harga fantastis dalam setahun terakhir.

Sayangnya, pemerintah mensubsidi sekelompok barang yang berkaitan dengan komoditas tersebut. Di antaranya bahan bakar minyak (BBM) meliputi solar dan minyak tanah, LPG tabung 3 kg dan listrik.

"Yang jelas terpengaruh adalah subsidi LPG," ungkap Isa Rachmatarwata, Dirjen Anggaran Kemenkeu kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/10/2021)

Dalam buku APBN Kita yang diluncurkan Kemenkeu, realisasi subsidi sampai akhir September 2021 mencapai Rp 132 triliun (75,28 % terhadap pagunya), tumbuh 15,49% (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh realisasi subsidi energi yang mencapai Rp88,24 triliun dan realisasi subsidi non energi yang mencapai Rp43,76 triliun.

Subsidi energi tersebut 80% dari pagu dalam APBN atau tumbuh 18,3% dibandingkan tahun lalu.

Dengan kenaikan harga migas, maka harga keekonomian dari barang tersebut juga dipastikan naik. Sementara harga yang diberlakukan sama terhadap masyarakat, maka pemerintah harus mengeluarkan dana lebih untuk menutup selisih tersebut.

Apalagi konsumsi masyarakat tahun ini juga lebih besar dari tahun lalu akibat peningkatan mobilitas di tengah pandemi covid. Sampai dengan Agustus BBM saja habiskan 10,2 juta KL, LPG tabung 3 kg 4.921 juta Kg dan volume konsumsi listrik subsidi 41,7 Twh.

Kemenkeu memperkirakan kenaikan subsidi energi dari pagu APBN tahun ini. Akan tetapi, Isa belum dapat menyampaikan perkiraan, seiring masih bergeraknya harga komoditas tersebut.

"Harga masih bergerak, besarannya belum bisa dipastikan. Hampir pasti realisasi sampai akhir tahun akan lebih tinggi daripada anggaran di APBN 2021," pungkasnya.


(mij/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duar! Pemerintah Ketiban 'Durian Runtuh' Ratusan Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular