Internasional

Fakta-fakta Terbaru, Covid-19 'Pulang Kampung' ke China

Thea F, CNBC Indonesia
27 October 2021 14:52
A medical worker in protective suit collects a swab from a man during a mass nucleic acid testing in Huichuan district following new cases of the coronavirus disease (COVID-19) in Zunyi, Guizhou province, China October 23, 2021. Picture taken October 23, 2021. cnsphoto via REUTERS   ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: VIA REUTERS/STRINGER

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus infeksi Covid-19 di China kembali melonjak. Pemerintah Negeri Tirai Bambu kembali melakukan tindakan lockdown terhadap beberapa kota.

Kota Lanzhou, provinsi Gansu dan beberapa wilayah kaya batu bara di provinsi Mongolia Dalam menjadi salah satu dari beberapa wilayah yang di-lockdown baru-baru ini.

Peningkatan kasus infeksi terbaru dipicu oleh penyebaran virus corona varian Delta, sehingga angka infeksi harian di negara berpopulasi 1,4 miliar jiwa itu mencapai di atas 40 kasus per hari.

Padahal sebelumnya China merupakan salah satu negara yang dicap berhasil dalam menangani wabah ini sepanjang 2020 dan selama 2021. Meski Covid-19 pertama kali ditemukan di wilayahnya, Negeri Tirai Bambu mampu menjaga angka infeksi menjadi sangat rendah.

Namun per 17 Oktober terjadi kenaikan tajam infeksi tajam di negara itu. Hanya dalam seminggu kasus kini telah mencapai hampir 200. Kasus baru dipicu oleh sekelompok wisata dari luar negeri dan kemudian menyebar ke 11 provinsi di China, termasuk Beijing.

Kini negara terbesar di Asia itu mencatatkan 96.840 kasus infeksi sejak wabah pertama kali terdeteksi di Wuhan 2019. Total ada 4.636 kematian sejak pandemi menyerang, menurut data Worldometers per Rabu (27/10/2021).



Tak Hanya Covid-19

Di sisi lain, China juga menghadapi masalah lain. Negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping ini dilaporkan mulai terserang infeksi flu burung. Hal ini terungkap dari sebuah data terbaru yang disajikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mengutip Reuters, badan PBB itu mengatakan bahwa Negeri Tirai Bambu melaporkan 21 infeksi manusia dengan subtipe H5N6 flu burung pada tahun 2021. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu.

Pada 13 Oktober, seorang wanita berusia 60 tahun di provinsi Hunan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan influenza H5N6.

Hal ini menyebabkan kekhawatiran baru bagi para ahli kesehatan. Pasalnya virus ini merupakan salah satu virus dengan kekuatan yang sangat mematikan.

"Peningkatan kasus manusia di China tahun ini mengkhawatirkan. Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi," kata Thijs Kuiken, profesor patologi komparatif di Erasmus University Medical Center di Rotterdam.

Meski begitu, WHO mengatakan bahwa penularan virus itu masih bersifat unggas ke manusia dan bukan manusia ke manusia. Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang kebanyakan terkait dengan rumah potong hewan. Saat ini lembaga yang berpusat di Jenewa itu masih meneliti mengenai transmisi virus ini.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Maroko Resmi Tolak Masuk Pelacong Asal China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular