
Cegah Gelap Gulita, Ini Rencana 'Besar' Singapura ke RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Singapura berencana untuk mulai mengimpor tenaga listrik dari negara sekitarnya. Hal ini untuk menutup kemungkinan krisis energi dan defisit listrik yang terjadi di negara itu.
Dalam menjalankan rencana itu, negara kota itu menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi prioritas. RI menjadi salah satu negara yang akan mengirimkan listriknya ke sana.
Nantinya Singapura akan mengimpor sebanyak 100 megawatt (MW) pasokan listrik dari pembangkit tenaga surya yang berlokasi di Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau. Ini akan dimulai pada 2024 mendatang.
"Uji coba ini memungkinkan kami untuk mempelajari dan meningkatkan sistem dan proses kami saat kami meningkatkan impor kami," kata Gan dalam pidatonya di acara Singapore International Energy Week sebagaimana dikutip Reuters, dikutip Selasa (26/10/2021).
"Kami juga akan mengimpor berbagai jenis energi rendah karbon dari berbagai belahan dunia untuk mendiversifikasi sumber kami dan meningkatkan keamanan energi."
Untuk tahapan teknis, nantinya konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan pembangkit listrik Pacific Light Power akan menghubungkan pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Bulan ke pembangkit listrik Pacific Light Power yang berada di Singapura.
Selain dengan RI, negara pusat keuangan Asia itu juga akan mengimpor listriknya dari Malaysia. Kapasitas yang diimpor dari negara persekutuan itu juga mencapai 100MW.
Kondisi kelistrikan Singapura sendiri tidak dapat dilepaskan oleh Indonesia. Negara yang menggunakan gas sekitar 95% dalam penggunaan listriknya itu diketahui mendapatkan pasokan mayoritasnya, dari RI.
"Sekitar 60% pasokan gas mereka dari Indonesia," kata Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute ke CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Pasokan ini pun beberapa pekan lalu sempat bermasalah. Otoritas energi Singapura EMA.
mengatakan bahwa permasalahan distribusi dari RI dan naiknya permintaan listrik membuat beberapa perusahaan penyedia layanan listrik di negara itu gulung tikar seperti Ohm Energy dan iSwitch.
"Ada juga pembatasan gas alam perpipaan dari West Natuna (RI) dan rendahnya gas yang dipasok dari Sumsel," ujar EMA dalam sebuah keterangan pada akhir pekan lalu.
"Beberapa mungkin merasa sulit untuk mempertahankan operasi mereka dan mungkin memilih untuk keluar dari pasar," tambah otoritas energi itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Nyata! Gegara RI, Singapura Bisa Hidup dalam Kegelapan