Fakta-fakta Mutasi Baru Varian Delta, Lebih Berbahaya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Mutasi baru virus corona kembali ditemukan. Kali ini, mutasi itu terkait Varian Delta, yang kini masih menjadi momok sebagian negara dunia karena penyebarannya yang cepat.
Mutasi itu adalah varian Delta Plus alias AY.4.2. Lalu apa saja fakta-fakta mengenai varian itu?
Berikut rangkumannya mengutip CNBC International:
1. Asal muasal AY.4.2.
Varian Delta versi original pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020 lalu dengan nama resmi B.1617.2. Varian ini terus bermutasi hingga disebut sebagai varian 'Delta Plus' yang kini disebut juga AY.4.2.
Di Inggris, varian ini ditemukan September lalu. Negeri itu yang sebelumnya mengalami banyak kasus Covid-19 varian Alpha, kini mengalami banyak kasus varian Delta.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengeluarkan laporan yang mengatakan sublineage Delta yang baru disebut AY.4.2 tercatat berkembang di Inggris.Badan tersebut mengatakan ada mutasi pada protein lonjakan (A222V dan Y145H) yang digunakan virus corona untuk memasuki sel manusia.
"Sublineage ini saat ini meningkat frekwensinya," kata badan itu.
2. Apakah Lebih Mudah Menular?
Mengutip BBC, AY.4.2 memang belum dikategorikan sebagai variant of concern (VoC) maupun varian under investigation. Namun, varian ini dikhawatirkan lebih menular karena sudah menyumbang 6% kasus di Inggris.
Berkaca dari Negeri Ratu Elizabeth, negeri itu kini mengalami lonjakan kasus signifikan. Bahkan kemarin ada 50.000 kasus yang ditemukan, mendekati rekor 17 Juli 2021.
Subtipe Delta dilaporkan 10-15% lebih mudah menular daripada varian delta standar. Tetapi para ahli mengatakan terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah itu telah menyebabkan lonjakan kasus di Inggris.
Halaman 2>>
(sef/sef)