Dapat Durian Runtuh, Para Bos Batu Bara Borong Rumah & Ruko!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
19 October 2021 16:00
foto : CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor properti ketiban untung dengan meroketnya harga komoditas batu bara dan kelapa sawit. Pasalnya, penjualan rumah hingga ruko naik signifikan terutama di kawasan basis produksi komoditas batu bara seperti Kalimantan. Orang-orang kaya baru memborong properti yang tak pernah terjadi sebelumnya bila tak ada booming komoditas.

"Saya dapat info dari developer Ciputra penjualan ruko yang ada kenaikan, mungkin karena lokasi yang mereka jual lumayan bagus. Ruko terjual 71% dari ready stock," kata Sekretaris Eksekutif Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Selatan Kiki Delima Sari kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/10/21).

Ada keyakinan bahwa pelaku usaha di sektor komoditas juga tertarik untuk ikut berinvestasi di properti. Sebagai sektor yang kenaikan harganya cenderung mengikuti inflasi bahkan lebih, pilihan membeli properti cocok untuk jangka panjang.

"Mungkin pengaruh harga batu bara dan sawit tadi, dan adanya relaksasi PPN yang ditanggung pemerintah sampai dengan Desember 2021. Mungkin mau buka usaha baru," kata Kiki.

Beberapa proyek properti yang ada di Kalsel pun cukup masif dalam beberapa waktu ke belakangan, misalnya komersil area atau area perkantoran Manhattan Avenue yang berada di kawasan Capital Center CitraLand Banjarmasin.

Kemudian, ada juga beberapa pembangunan perumahan seperti Mitra City di Banjar Baru, serta Citraland di Kabupaten Banjar. Geliatnya diprediksi terus tumbuh seiring rencana perpindahan Ibu Kota ke Kalimantan.

"Untuk rumah komersil beberapa developer beda-beda penjualannya, ada yang turun, ada yang naik, karena tergantung lokasi. Dari Ciputra rumah komersil mereka naik penjualan 33%," sebut Kiki.

Ketua Real Estate Indonesia, Totok Lusida juga pernah mengatakan peningkatan harga komoditas ini berimbas juga pada penjualan properti. Dia mengatakan penjualan properti hingga September juga meningkat selain dorongan dari sentiment PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP).

"Jadi ini seperti 2010-2012 lalu terjadi booming properti karena harga komoditas yang baik, faktor utama yang mengangkat saat ini itu harga batu bara yang naik dan kelapa sawit. Sekarang ini terjadi lagi," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/10/20210.

Hal ini juga sudah mulai terasa pada penjualan rumah tapak non sederhana yang meningkat di daerah Surabaya, Makassar Medan.

"Rumah segmen atas mulai naik. yang di luar Pulau Jawa itu naik duluan, baru berimbas ke Jakarta. Paling periode Januari - September untuk penjualan non - sederhana naik 10% year on year ," katanya.

Dari data yang diterima CNBC Indonesia, penjualan rumah tapak komersil non-sederhana yang dibangun anggota REI tahun 2021 di wilayah Jambi naik menjadi 1.261 unit dari 488 unit di tahun 2020. Begitu juga di Riau naik menjadi 208 dari 126 unit. Penjualan di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, juga terpantau naik.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret 'Sesaknya' Jalur Utama Tongkang Batu Bara di Sungai Mahakam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular