Singapura Dihantam Krisis Energi, Kurs Dolarnya Babak Belur?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 October 2021 11:13
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi sudah sampai ke negara tetangga, Singapura. Beberapa perusahaan ritel energi di Negeri Merlion mulai bertumbangan.

Dengan aktivitas perekonomian yang masih berjalan lambat akibat pembatasan sosial, krisis energi kini menambah tekanan bagi pertumbuhan ekonomi Singapura. Nilai tukar dolar Singapura pun merosot melawan rupiah hingga ke level terendah sejak November tahun lalu.

Namun, sejak awal pekan kemarin dolar Singapura mulai bangkit, sebab sempat menembus ke bawah Rp 10.400/SG$ yang tentunya terlihat murah.

Pada perdagangan Selasa (19/10), pukul 10:41 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.460,56, dolar Singapura menguat 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Kemarin dolar Singapura sempat merosot 0,4% ke Rp 10.393,46/SG$. Level tersebut merupakan yang termurah sejak 10 November, dan setelahnya perlahan mulai bangkit hingga hari ini.

Singapura sudah meliberalisasi listrik sejak 2018, artinya perusahaan-perusahaan bisa menyediakan listrik. Saat ini setidaknya ada 3 perusahaan listrik yang menutup usahanya.

"Beberapa mungkin merasa sulit untuk mempertahankan operasi mereka dan mungkin memilih untuk keluar dari pasar," kata otoritas energi Singapura (Energy Market Authority/EMA)

Terbaru, ada Ohm Energy dan iSwitch akan menghentikan operasi mereka. Keduanya akan mengembalikan rekening pengguna ke SP Group, perusahaan listrik milik negara di Singapura.

iSwitch mengatakan akan menghentikan usah ritel listrik mulai 11 November mendatang karena "kondisi pasar listrik saat ini"

Seperti diketahui, lonjakan harga gas alam memicu kenaikan harga komoditas lainnya seperti batu bara, akibatnya biaya pembangkit listrik tentunya semakin membengkak.

Singapura sendiri memang menghasilkan listriknya dengan gas alam yang diimpor. EMA menegaskan akan bekerja sama dengan peritel listrik untuk menghadapi tantangan ini, yang bisa berimplikasi pada harga listrik yang fluktuatif. EMA juga mengatakan akan berupaya agar tidak ada gangguan pasokan bagi pelanggan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular