
Kabar Baik! Covid-19 di RI Makin Langka, Terancam Punah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia sepertinya makin hari kian terkendali. Sejak akhir September 2021, tambahan pasien baru selalu di bawah 2.000 orang saban harinya.
Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan ada 894 kasus positif baru dalam sehari. Ini adalah tambahan kasus harian terendah sejak 21 Juni 2020 atau lebih dari setahun lalu.
Sepanjang minggu lalu, rata-rata pasien positif bertambah 1.235 orang dalam sehari. Turun dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 1.610 orang per hari.
Laju pertumbuhan kasus harian pun melambat. Pekan lalu, rata-rata kasus positif tumbuh 0,03% per hari sementara minggu sebelumnya adalah 0,04% per hari. Terlihat kurva kasus positif semakin melandai.
Penurunan kasus baru yang berlangsung secara konsisten membuat tekanan terhadap sistem pelayanan kesehatan nasional semakin berkurang. Ini tergambar dari data kasus aktif yang semakin sedikit.
Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di fasilitas kesehatan maupun secara mandiri. Data ini memberi cerminan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan suatu negara.
Per 10 Oktober 2021, jumlah kasus aktif adalah 24.430 orang, turun 729 orang dari hari sebelumnya. Angka kasus aktif menyentuh titik terendah sejak 19 Juni 2020.
Kasus aktif corona di Indonesia berada di peringkat 60 dunia. Bahkan kini lebih rendah ketimbang negara-negara tetangga seperti Singapura (26.307 orang), Australia (29.804 orang), Vietnam (36.908 orang), Thailand (110.880 orang), sampai Malaysia (116.596 orang).
![]() |
Halaman Selanjutnya --> Virus Corona Makin Langka
Virus corona yang semakin langka juga terlihat dari angka positivity rate, yakni rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes. Kemarin, ada 144.670 orang yang dites dan 894 orang di antaranya positif mengidap virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Ini membuat positivity rate menjadi 0,62%, terendah sepanjang sejarah pandemi virus corona di Tanah Air.
Sebagai catatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas positivity rate 5% untuk dapat menyebut pandemi terkendali. Dengan positivity rate semakin jauh di bawah 1%, maka Indonesia sudah boleh mengklaim bahwa pandemi bisa dijinakkan.
Kemudian, penularan virus corona yang semakin terbatas juga nampak dari data tingkat repoduksi efektif (Rt). Jika Rt masih di atas satu, maka artinya seorang pasien positif corona berisiko menulari orang lain. Rantai panularan semakin panjang, pandemi tidak terkendali.
Mengutip catan Bonza per 11 Oktober pukul 09:09 WIB, sudah tidak provinsi yang memiliki Rt di atas satu. Paling tinggi adalah 0,82 di DKI Jakarta. Artinya, rantai penularan virus corona sudah berhasil diputus.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Covid-19 RI 2021: Untung Ada PPKM Darurat...