Menteri ESDM Inggris Blak-blakan Soal Update Krisis Energi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Inggris dan kalangan industri masih berusaha untuk menyelesaikan krisis energi di Negeri Big Ben. Demikian disampaikan Menteri Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris Kwasi Kwarteng, Minggu (10/10/2021).
Dihadapkan pada lonjakan harga energi global yang didorong kekhawatiran seiring musim dingin, Kwarteng bilang kalau sejauh ini tidak ada rencana untuk industri berat. Padahal, pelaku usaha industri itu menyebut krisis energi dapat mengakibatkan kegiatan produksi berhenti dalam hitungan hari.
"Saya belum bisa menjanjikan apa-apa. Saya tidak bisa datang ke program Anda dan mengatakan kalau kami akan memiliki batasan harga karena kami mencoba mencari tahu apa bentuk dukungan itu," katanya dalam sebuah wawancara dengan Sky News.
Pimpinan industri berat di sektor keramik, kertas, dan baja, telah menyerukan pembatasan harga. Akan tetapi, pembicaraan dengan pemerintah pada Jumat (8/10/2021) gagal mencapai kata sepakat.
Pada hari yang sama, kepala perwakilan industri Baja Inggris Gareth Stace meminta pemerintah untuk turun tangan demi mengurangi tekanan pada harga grosir. Ia menyebut tindakan dalam hitungan minggu akan terlambat.
Kwarteng bilang kalau pejabat terus menerus berdialog dengan industri berat dan benar-benar fokus pada pemecahan masalah ini. Namun, dia menolak penerapan batasan harga.
Kwarteng juga mengatakan, pemerintah akan terus melindungi konsumen dan menerapkan pembatasan harga pada tagihan energi tidak akan dihapus selama enam bulan. Kwarteng pun menolak seruan perusahaan energi untuk mengangkat batas tagihan konsumen.
[Gambas:Video CNBC]
Masih Kritis, Krisis Energi di Inggris Belum Mereda
(miq/miq)