Internasional

Waspada Virus Baru Menyebar di Jepang, Ini Fakta & Gejalanya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Kamis, 07/10/2021 12:05 WIB
Foto: Bendera yang merayakan Reiwa, era kekaisaran baru Jepang, dipajang di Tokyo, Jepang, 30 April 2019. REUTERS / Kim Kyung-Hoon

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah virus baru yang dapat menginfeksi manusia muncul di Jepang. Ini diidentifikasi oleh para peneliti dari Universitas Hokkaido dan disebut sebagai virus Yezo, sesuai dengan nama historis prefektur tersebut.

Penemuan ini dimuat para peneliti dari Universitas Hokkaido yang kemudian dipublikasikan di jurnal Nature Communications belum lama ini.


Keberadaan virus ini terungkap setelah seorang pria berusia 41 tahun dirawat tahun 2019. Ia mengeluh demam dan nyeri kaki, setelah digigit kutu saat berjalan di Hutan Hokkaido.

Ia dipulangkan setelah dirawat dua minggu. Namun pada tahun 2020, gejala serupa muncul ke seorang pasien baru setelah digigit hewan yang sama.

Lalu apa saja gejalanya?

Menurut hasil penemuan, virus Yeso menular melalui gigitan kutu. Penyakit yang disebabkan virus ini juga memiliki sejumlah gejala, mulai dari demam, penurunan trombosit sel darah merah dan darah putih.

Peneliti juga menemukan jejak virus Yezo di lima pasien lagi sejak tahun 2014 dengan tanda lain, yakni gejala fungsi hati yang abnormal.

"Setidaknya tujuh orang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang," kata ahli virologi Institut Internasional untuk Pengendalian Zoonosis Keita Matsuno dalam pernyataan pers, dikutip Newsweek, Kamis (7/10/2021).

Awalnya analisis genetik virus yang diisolasi dari sampel darah pada kedua pasien menemukan jenis baru orthonairovirus, kelas nairovirus, yang mencakup pathogen seperti demam Krimea-Kongo (CCHF). Demam ini sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan virus.

Untuk menemukan asal virus, para ilmuwan juga telah menyaring sampel hewan liar tahun 2010 dan 2020. Mereka menemukan RNA virus pada tiga spesies kutu di Hokkaido.

"Virus Yezo tampaknya telah menyebar di Hokkaido, dan kemungkinan besar virus tersebut menyebabkan penyakit ketika ditularkan ke manusia dari hewan melalui kutu," kata Matsuno lagi.

Saat ini, memang belum ada kematian dilaporkan terkait virus Yezo. Namun peneliti mengharapkan penelitian dilakukan di seluruh Jepang.

"Semua kasus infeksi virus Yezo yang kami ketahui sejauh ini tidak menyebabkan kematian, tetapi kemungkinan besar penyakit itu ditemukan di luar Hokkaido, jadi kami perlu segera menyelidiki penyebarannya," tambahnya.

Mengutip Technology Times, dikatakan virus baru ini dekat hubungannya dengan virus Sulina dan virus Tamdy, yang terdeteksi di Rumania dan Uzbekistan. Baru-baru ini virus ini juga disebut menyebabkan kasus demam akut di China.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Murka, Jepang Terancam Kena Tarif Tambahan