Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus positif harian virus corona di Indonesia mengalami percepatan dalam dua hari beruntun. Apakah sudah saatnya menyalakan tanda bahaya?
Pada Rabu (6/10/2021), Kementerian Kesehatan melaporkan pasien pengidap penyakit yang diakibatkan oleh virus SARS CoV-2 (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) bertambah 1.484 orang dari hari sebelumnya. Naik dibandingkan Selasa (5/10/2021) yang bertambah 1.404 orang.
Apakah percepatan laju kasus positif ini sudah cukup mengkhawatirkan?
Tentu kita harus waspada. Sebab, ada kecenderungan peningkatan mobilitas seiring pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kala terjadi peningkatan kontak dan interaksi antar-manusia, virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini memang lebih mudah menular.
Mengutip laporan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat di lokasi perbelanjaan ritel dan rekreasi per 1 Oktober 2021 adalah 5% di atas normal. Sudah di atas masa sebelum pandemi. Tingkat kunjungan di atas normal ini terjadi dalam tiga hari beruntun.
Dalam sepekan hingga 1 Oktober 2021, rata-rata kunjungan di lokasi tersebut adalah 1,14% di atas normal setiap harinya. Jauh lebih ramai ketimbang rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 2% di bawah normal.
Sementara menurut laporan Apple Mobility Index, indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi pada 4 Oktober 2021 adalah 110,88. Indeks di atas 100 menunjukkan pergerakan masyarakat sudah di atas normal, melebihi masa sebelum pandemi.
Selama seminggu terakhir hingga 4 Oktober 2021, rata-rata indeks mobilitas dengan mengemudi adalah 129,79 saban harinya. Naik dbandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yakni 125,8.
Halaman Selanjutnya --> Melihat Data Ini, Kayaknya Pandemi Memang Terkendali
Khawatir boleh, waspada wajar. Namun rasanya tidak perlu berlebihan. Sebab, rasanya kok pandemi virus corona di Tanah Air masih bisa dibilang terkendali.
Apa buktinya?
Kemarin, jumlah penduduk yang melakukan tes Covid-19 adalah 190.230 orang. Dari jumlah tersebut, kedapatan 1.484 orang yang positif. Ini membuat rasio temuan kasus positif terhadap jumlah test (positivity rate) menjadi 0,78%, terendah sepanjang sejarah pandemi virus corona di Indonesia.
Capaian ini lebih baik dibandingkan hari sebelumnya. Dari 176.723 orang yang dites, sebanyak 1.404 orang terkonfirmasi positif mengidap virus corona sehingga positivity rate ada di 0,79%.
Sebagai catatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi batasan positivity rate di bawah 5% untuk bisa menyebut pandemi terkendali. Well, positivity rate di Indonesia sudah di bawah 5% sejak 6 September 2021 atau tepat sebulan dan angkanya terus menurun. Jadi klaim bahwa pandemi terkendali memang benar adanya, bisa dipertanggungjawabkan.
Data lain yang memberikan optimisme adalah tingkat reproduksi efektif (Rt) virus corona. Jika Rt masih lebih dari satu, maka seorang pasien positif masih bisa menulari orang lainnya. Rantai penularan semakin panjang, pandemi kian tidak terkendali.
Mengutip catatan Bonza per 7 Oktober 2021 pukul 04:54 WIB, sudah tidak ada provinsi yang memiliki Rt di atas satu. Paling tinggi adalah 0,82 yaitu DKI Jakarta. Artinya, antai penularan virus corona sudah bisa diputus.
 Sumber: Bonza |
Halaman Selanjutnya --> Kasus Covid-19 Indonesia Tidak Lagi Tertinggi Dunia
Untuk menempatkannya dalam konteks, mari kita lihat situasi di negara-negara Asia. Pada Juli 2021 lalu, Indonesia sempat menjadi negara dengan kasus harian tertinggi di dunia. Tidak cuma Asia, tetapi dunia.
Namun kini, Indonesia sudah bisa menghela napas lega. Tambahan 1.484 orang pasien positif kemarin membuat Indonesia berada di peringkat 41 dunia. Sudah sangat jauh dari posisi puncak 'klasemen'.
Di level Asia, India adalah negara dengan kasus harian tertinggi kemarin yaitu 22.617 orang. Iran di peringkat kedua (10.497 orang) dan berikutnya ada Filipina (9.868 orang).
Indonesia ada di mana? Peringkat 11. Kasus positif harian Indonesia lebih rendah ketimbang Thailand, Vietnam, hingga Korea Selatan.
Namun ingat, pandemi belum selesai. Ketika kita abai, larut euforia kebebasan, dan tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, di situlah virus corona akan menyerang.
Sekarang memang pandemi lebih terkedali. Akan tetapi jika tidak tidak waspada, maka ia akan mengganas lagi.
Waspadalah, waspadalah!
TIM RISET CNBC INDONESIA