Internasional

Krisis Energi Hantam Dunia: Inggris, China, ke India

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
01 October 2021 17:35
17 provinsi dan wilayah telah terjadi beberapa bentuk pemadaman listrik. (REUTERS/TINGSHU WANG)
Foto: 17 provinsi dan wilayah telah terjadi beberapa bentuk pemadaman listrik. (REUTERS/TINGSHU WANG)

Aktivitas pabrik China menyusut akibat pembatasan penggunaan listrik. Ini meningkatkan banyak kekhawatiran mengenai nasib negara ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Sebuah survei yang dirilis Kamis (30/9/2021), sebagaimana dikutip dari Guardian, menunjukkan aktivitas pabrik China mengalami kontraksi pada bulan September. Ini pertama kali terjadi kepada China sejak pandemi melanda pada Februari 2020.

Angka-angka menunjukkan bahwa output turun akibat perlambatan produksi di industri yang mengkonsumsi energi tinggi. Salah satunya seperti pabrik yang memproses logam dan produk minyak.

Krisis listrik di China terjadi ketika permintaan energi negara itu melonjak melewati tingkat pra-pandemi. Namun, pembatasan impor batu bara dari Australia akibat pertikaian politik, menekan pasokan komoditas itu.

Sebelumnya krisis energi ini juga terhubung dengan ambisi pemerintah dalam mengurangi emisi karbon pada 2030. Presiden China Xi Jinping berencana untuk mulai menghentikan operasional pembangkit batu bara dan menggantinya dengan energi terbarukan.

Namun untuk mencapai target itu, dibutuhkan pembangunan 100 gigawatt pembangkit tenaga surya dan 50 gigawatt tenaga angin setiap tahun untuk menyeimbangkan kenaikan konsumsi sebesar 5%. Hal ini jauh dari pertumbuhan energi terbarukan tahunan China yang baru mencapai setengah dari itu.

Sementara itu, untuk mengamankan krisis listrik agar tak semakin gawat, Gubernur Provinsi Jilin Han Jun, berjanji akan meningkatkan meningkatkan pasokan listrik lokal dengan memperbesar skala impor batu bara. China, diketahui merupakan konsumen batu bara terbesar saat ini.

"Selain mengamankan pasokan batu bara lintas provinsi dari Daerah Otonomi Mongolia Dalam, (China juga akan) untuk meningkatkan impor dari Rusia, Mongolia dan Indonesia," dikutip dari Global Times.

Han mengatakan pembelian batu bara dari pasar dalam dan luar negeri akan didorong oleh kebijakan pendukung terkait. Lebih banyak fasilitas penyimpanan batu bara juga akan dibangun.

Tidak hanya itu, Han juga memerintahkan pembangkit listrik untuk mempertahankan pembangkit listrik yang stabil di semua biaya. Mereka juga diminta menetapkan pemenuhan penggunaan listrik perumahan sebagai prioritas.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) juga mendesak perencana ekonomi lokal, administrasi energi dan perusahaan kereta api untuk meningkatkan transportasi batu bara. Pasalnya China sebentar lagi mendekati musim dingin, di mana kebutuhan energi untuk pemanas juga meningkat.

 "Setiap perusahaan kereta api harus memperkuat transportasi batu bara ke pembangkit listrik dengan persediaan kurang dari tujuh hari dan meluncurkan mekanisme pasokan darurat tepat waktu," kata NDRC.

Halaman 3>>

(sef/sef)
Next Page
India
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular