Internasional

Krisis Inggris Menjalar Kemana-mana, Para Pekerja Teriak

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 September 2021 10:05
Infografis: Fakta-fakta Krisis di Inggris
Foto: Infografis/Fakta-fakta Krisis di Inggris/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis gas di Eropa menghantam Inggris. Bukan hanya listrik mahal dan terancamnya industri, ini juga mempengaruhi makanan.

Krisis ini tak sampai di situ. Kini Inggris juga mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

Langkanya gas membuat warga "bersaing" dengan industri agar bisa menghidupkan kendaraan. Sejak gas mahal, industri disebut memburu minyak untuk pembangkit guna tetap berproduksi.

Bukan hanya itu, minusnya supir-supir truk akibat aturan imigrasi pasca Brexit juga menyebabkan rantai pasokan BBM terganggu. Para supir truk yang kebanyakan imigran memilih kembali ke negaranya.

Bahkan Inggris diperkirakan kekurangan 100.000 pengemudi. Ini berujung ke pembatasan pasokan barang termasuk bahan bakar.

Asosiasi Pengecer Bensin (PRA) memperkirakan Senin (27/9/2021), 90% SPBU di negeri itu kering. Pada Selasa, Menteri Transportasi Grant Shapps mengatakan situasi mulai stabil, meski sejumlah media menegaskan antrean dan penutupan SPBU masih terjadi.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pekerja esensial. Termasuk mereka yang bekerja di bidang kesehatan dan perawatan sosial.

Ketua British Medical Association mendesak pemerintah untuk memberikan prioritas akses BBM. Bahan bakar, kata dia, penting untuk mereka menuju tempat kerja.

"Setiap orang akan memiliki alasan mereka sendiri untuk perlu mengisi (BBM), tetapi ketika pompa (SPBU) mengering, ada risiko nyata bahwa staf NHS (Layanan Kesehatan Nasional) tidak akan dapat melakukan pekerjaan mereka. Ini terkait memberikan layanan dan perawatan yang penting kepada orang-orang yang sangat membutuhkannya," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip CNBC Internasional, Rabu (30/9/2021).

Hal yang sama juga ditegaskan kelompok kampanye EveryDoctor. Pemerintah, juga diminta bertanggung jawab pada kesehatan pasien.

"Sudah waktunya bagi pemerintah untuk berbagi tanggung jawab atas kesejahteraan pasien kami dengan memprioritaskan bahan bakar untuk pekerja kunci," kata Kepala Eksekutif EveryDoctor Dr. Julia Grace Patterson.

Teriakan serupa juga dilontarkan para guru. BBM yang menipis membuat pendidikan terganggu,

"Bagi banyak guru, penggunaan angkutan umum bukanlah pilihan," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah harus segera mempertimbangkan untuk menjadikan guru sebagai kelompok prioritas untuk akses ke pasokan BBM dan solar yang tersedia secara lokal. Tanpa intervensi seperti itu, banyak guru akan berjuang untuk sampai ke tempat kerja mereka tepat waktu."

Di sisi lain, Inggris sudah menerjunkan tentara untuk membantu pasokan BBM. Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng menegaskan permintaan akan kembali ke tingkat normal beberapa hari mendatang.

Pemerintah juga memberi insentif visa ke supir truk asing. Mereka bisa memperpanjang lisensi hingga Januari jika hal tersebut berakhir sebelum akhir 2021.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Kritis, Krisis Energi di Inggris Belum Mereda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular