Ketika Inggris Kembali ke Zaman Batu... Batu Bara!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 September 2021 11:35
Perdana Menteri Boris Johnson. (AP/Christopher Furlong)
Foto: Perdana Menteri Boris Johnson. (AP/Christopher Furlong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi melanda Eropa, Inggris tepatnya. Lonjakan harga gas alam membuat Negeri John Bull repot bukan main.

Pada Senin (27/9/2021) pukul 09:35 WIB, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat/AS) tercatat US$ 5,29/MMBtu. Melonjak 2,98% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Dalam sepekan terakhir, harga gas alam melonjak 3% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai lebih dari 23%.

Gas alam menjadi salah satu komoditas dengan kenaikan harga paling tinggi tahun ini. Sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd), harga gas alam meroket tidak kurang dari 108%.

Krisis gas alam di Inggris memang tidak main-main, dampaknya merambat ke mana-mana. Sejumlah perusahaan terancam gulung tikar karena tidak kuat menanggung peningkatan biaya produksi.

"Ada perusahaan yang bisa bertahan, perusahaan-perusahaan besar mungkin lebih tangguh. Namun tidak semuanya seperti itu," ujar Robert Buckley, Head of Relationship Development di Cronwall Insight, sebagaimana diwartakan CNBC International.

Halaman Selanjutnya --> Impor Batu Bara Inggris Meroket

Selain itu, kenaikan harga gas juga membuat dunia usaha terpaksa beralih ke sumber energi lain untuk bertahan hidup. Salah satunya adalah batu bara.

Menurut catatan Refinitiv, impor batu bara Inggris bulan ini sudah mencapai 1,07 juta ton. Tidak pernah impor batu bara Inggris sebanyak ini, setidaknya sejak awal 2020.

Akibatnya, harga batu bara melonjak tajam. Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 191,1/ton. Naik 0,95% dari hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Sepanjang minggu kemarin, harga batu bara naik 1,97% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date),harga si batu hitam meroket 124,84%.

Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,32/MWh pada 21 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 44,18/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.

"Menurut kajian kami, pembangkitan listrik dengan batu bara di Eropa naik hingga ke mendekati titik puncak. Kenaikan harga gas akan semakin mendorong pertumbuhan harga batu bara, seiring konsumsi yang semakin bertambah," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular