RI 'Dikepung' Senjata Nuklir, Malaysia Histeris

Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 September 2021 11:15
The French aircraft carrier Charles de Gaulle arrives in the bay of Toulon, southern France, Sunday April 12, 2020. The Defense Ministry said in a statement that around 40 sailors showed symptoms compatible with COVID-19, the disease the coronavirus causes. The new coronavirus causes mild or moderate symptoms for most people, but for some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness or death. (AP Photo/Daniel Cole)
Foto: ilustrasi kapal nuklir (AP/Daniel Cole)AP/Daniel Cole

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta perjanjian antara Amerika Serikat, Inggris dan Australia atau AUKUS membuat negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia terkepung senjata nuklir dari arah utara dan selatan.

Pasalnya keberadaan AUKUS ini memberikan dukungan kepada Amerika dan Inggris untuk membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir. Ini memungkinkan angkatan laut Australia untuk melawan sejumlah negara yang dianggap 'musuh' di kawasan Asia Pasifik seperti China.

"Ini akan memberi Australia kemampuan kapal selam mereka untuk dikerahkan untuk waktu yang lebih lama, lebih tenang, lebih mampu, memungkinkan kita untuk mempertahankan dan meningkatkan pencegahan di seluruh Indo-Pasifik," kata seorang pejabat senior administrasi AS dikutip CNBC Internasional, dikutip Sabtu (25/9/2021)

"Apa yang kami lihat di kawasan Indo-Pasifik adalah serangkaian keadaan untuk menjadi lebih mumpuni. Ini memungkinkan Australia untuk bermain di level yang jauh lebih tinggi, dan untuk meningkatkan kemampuan Amerika," terangnya.

Kondisi ini membuat Indonesia akhirnya angkat bicara dan menyampaikan agar mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai.

"Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan," tulis Kementerian Luar Negeri melalui akun Twitter @Kemlu_RI.

"Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai. Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan."

Sementara itu, Malaysia melihat AUKUS bisa menstimulus tindakan lebih agresif dari negara-negara yang berseteru. Terutama di kawasan Laut China Selatan (LCS) yang memang sudah mengalami ketegangan saat ini.

Untuk diketahui, AUKUS terbentuk di tengah meningkatnya pengaruh dan ancaman China pada kawasan Asia Pasifik. Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, China sendiri juga diketahui memiliki 350 unit senjata nuklir, ketiga terbanyak setelah AS dan Rusia.

Laut China Selatan menjadi panas sejumlah negara kala China mengklaim 90% wilayah itu dengan 'sembilan garis putus-putus'. Ini membuat China bersitegang dengan Vietnam, Filipina, Malaysia termasuk RI di Natuna Utara.

AS kemudian masuk ke persoalan ini dengan alasan 'kebebasan navigasi'. AS kerap wara-wiri dengan kapal perang di sejumlah negara sekutu, seperti Filipina.

Selain itu, negara yang dipimpin Joe Biden ini juga gencar 'merayu' sejumlah negara untuk bersama-sama menghalau China. Wakil Presiden AS, Kamala Harris bulan lalu sempat mendatangi Singapura dan Vietnam untuk hal serupa.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI 'Dikepung' Senjata Nuklir, Filipina Malah Dukung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular