Konsumsi Drop, Impor Bensin Premium Hingga Agustus Turun 13%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 17/09/2021 13:10 WIB
Foto: Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Melemahnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan nilai oktan 88 atau Premium pada tahun ini juga tercermin dari impor bensin Premium ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bensin Premium selama Januari-Agustus 2021 sebesar 4,09 juta ton, turun 13% dibandingkan impor pada Januari-Agustus 2020 yang sebesar 4,72 juta ton.

Melesunya impor bensin Premium ini seiring dengan melemahnya konsumsi bensin Premium oleh masyarakat.


Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), serapan Premium sampai Juli 2021 baru mencapai 2,71 juta kilo liter (kl) atau hanya 27,18% dari kuota tahun ini sebesar 10 juta kl.

Sedangkan kondisi berbeda terlihat dari impor bensin dengan nilai oktan lebih tinggi yakni di atas 90 atau setara dengan Pertamax. Pada Januari-Agustus 2021 impor Pertamax tercatat sebesar 4,67 juta ton, naik 53% dari Januari-Agustus 2020 yang tercatat sebesar 3,05 juta ton.

Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan konsumsi pada bensin yang lebih ramah lingkungan ini.

Berdasarkan data BPS, impor hasil minyak atau bahan bakar minyak (BBM) RI selama Januari-Agustus 2021 tercatat sebesar 13,79 juta ton, naik 3,3% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 13,36 juta ton.

Putut Andriatno, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Trading & Commerce Pertamina mengatakan, turunnya konsumsi Premium oleh masyarakat juga berdampak pada peningkatan konsumsi Pertalite, bensin dengan nilai oktan 90.

Pertamina mencatat, konsumsi Pertalite di beberapa daerah mengalami peningkatan 1-2%.

"Secara proporsi, produk di daerah-daerah yang sedang melaksanakan program edukasi (tentang manfaat BBM ramah lingkungan) naik 1% sampai dengan 2%," paparnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/08/2021).

Menurutnya, hal ini terjadi juga karena dipicu oleh adanya Program Langit Biru PT Pertamina (Persero) yakni berupa pemberian harga khusus bensin Pertalite menjadi setara harga Premium. Dari harga normal sekitar Rp 7.650 per liter, Pertalite di sejumlah wilayah didiskon menjadi setara harga Premium yakni sebesar Rp 6.450 per liter.

Hal tersebut pun sempat disinggung oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Nicke mengatakan, penyaluran Premium sampai dengan Agustus 2021 mengalami penurunan, tercatat hanya 30% dari total kuota tahun ini sebesar 10 juta kilo liter (kl). Dengan penurunan ini, pihaknya berharap ke depan bisa mengalihkan konsumen ke pemakaian BBM yang lebih ramah lingkungan.

Menurutnya, realisasi penyerapan Premium dalam tiga tahun terakhir di daerah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) mencapai 76%, sementara di luar Jawa masih tinggi yakni 94%.

Nicke mengatakan, Pertamina punya program Langit Biru yang bertujuan mengedukasi masyarakat untuk memakai BBM lebih ramah lingkungan.

"Mulai tahun lalu dengan mengusung tema 'BBM yang lebih ramah lingkungan' untuk support pemerintah capai net zero emisi di 2060 dan penurunan emisi 29% tahun 2030. Pertamina laksanakan program Langit Biru. Sehingga sampai Agustus distribusi RON 88 hanya 30%," jelasnya dalam acara Penyerahan Surat Keputusan Kepala BPH Migas di kantor BPH Migas, Selasa (31/08/2021).

"Yang sisanya sudah beralih ke Pertalite dan Pertamax dengan shifting ini Pertamina kontribusi penurunan karbon emisi 17 juta ton," imbuhnya.

Pertamina berharap, melalui program ini bisa mendorong kesadaran masyarakat untuk beralih ke sumber energi lebih bersih dan lebih ramah lingkungan. Edukasi yang dilakukan yakni melalui pemberian reward kepada masyarakat yang berpindah ke BBM lebih ramah lingkungan.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil: RI Alihkan Impor BBM Dari Singapura ke AS-Timur Tengah