Kisah Pertamina Terjang Sulitnya Medan BBM 1 Harga

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
Kamis, 16/09/2021 18:35 WIB
Foto: Pertamina tuntaskan target bbm 1 harga di 243 titik. (Dok: pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Program BBM Satu Harga menjadi salah satu program yang digadang-gadang bisa memberikan akses energi yang adil bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di kawasan 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan).

Namun dalam menyalurkannya, bukanlah perkara mudah. Sulitnya akses ke lokasi penyaluran BBM Satu Harga ini pun menjadi tantangan tersendiri dan harus dihadapi.

Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Mulyono pun bercerita mengenai penyaluran BBM ke titik penyaluran BBM Satu Harga ini.


Dia menyebut, pihaknya harus berganti-ganti moda angkutan, bahkan hingga tujuh kali untuk sampai ke titik penyaluran BBM Satu Harga ini.

"Ada satu lokasi BBM ini kami salurkan sampai tujuh kali pindah angkutan," ungkapnya dalam acara peresmian 17 Titik BBM Satu Harga secara daring, hari ini, Kamis (16/09/2021).

Beberapa lokasi juga harus ditempuh dengan menggunakan pesawat terbang seperti ke Krayan dan Nunukan di Kalimantan. Kemudian di Ilaga, Puncak Jaya, Mamberamo, Yalimo, Intan Jaya, Tolikara, Oksibil, hingga Pegunungan Bintang.

"Kalau di Oksibil Pak, itu tujuh kali gantinya (angkutan). Jadi, BBM diambil dari Kilang Balikpapan, diangkut kapal besar ukuran 3.000 ton, dibongkar dan transit di Wayame Ambon, kemudian diangkut kapal ukuran 3.500," ceritanya kepada Menteri ESDM di acara tersebut.

Kemudian, BBM masih harus dibawa lagi ke Terminal BBM Merauke. Setelah itu, diangkut menggunakan mobil tangki sejauh 55 km ke Boven Digoel. Lalu, dari mobil tangki diisikan ke drum, dan dari drum masih diangkut dengan kapal sejauh 345 nautical mile.

Belum selesai, setelah itu masih dibawa lagi ke Bandara Boven Digoel, lalu dipindah lagi ke Bandara Boven Digoel ke Bandara Oksibil. Dari bandara Oksibil lalu dibawa lagi dengan truk sejauh 2 km hingga akhirnya sampai ke titik penyaluran.

"Baru lah sampai SPBU 8699514, jadi tujuh kali ini Pak sampai ke sana. Biaya distribusi itu normalnya Rp 300, ini BBM Satu harga ada Rp 2.500-an, itu kira-kira delapan kalinya," jelasnya.

Namun demikian, menurutnya ini harus dilakukan perseroan karena adanya rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Pihaknya pun merasa bertanggung jawab jika terjadi kelangkaan BBM, LPG, dan avtur. Pertamina juga mendukung semua program pemerintah, khususnya terkait dengan peningkatan perekonomian dan pemerataan akses energi.

"Dukungan tersebut salah satunya adalah tercermin dari pembangunan lembaga penyalur BBM Satu Harga di daerah 3T yang telah dilaksanakan sejak tahun 2017," ujarnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Masih Akan Tingkatkan Pasokan BBM 5 Tahun Ke Depan