
Kronologi Perpecahan Taliban & Huru-hara di Istana Presiden

Jakarta, CNBC Indonesia - Taliban dikabarkan mengalami bentrokan internal. Hal ini terjadi pada Pekan lalu saat kelompok itu sedang mengadakan rapat mengenai pemerintahan negara itu.
Mengutip BBC Pashto, perpecahan ini mulai muncul di antara kelompok kombatan dan pengurus kantor Doha. Kubu kantor Doha yang dipimpin Wakil Perdana Menteri (PM) Mullah Abdul Ghani Baradar menginginkan pemerintahan yang tidak hanya diisi kelompok senior.
"Ia menyebut banyak pihak yang berhasil melakukan upaya diplomasi untuk memenangkan kelompok itu," tulis laporan itu, dikutip Kamis (16/9/2021).
Di sisi lain, beberapa kelompok pejuang dan senior yang dimotori Khalil Haqqani menganggap bahwa kemenangan kelompok berhaluan Islam ini dimotori oleh kemenangan dalam berperang. Maka itu, pemerintah haruslah diisi orang-orang yang berjuang di medan tempur.
"Mereka telah memperoleh banyak pengalaman selama 20 tahun terakhir dan komunitas internasional di kantor politik Qatar telah berjanji untuk membentuk pemerintahan yang mencakup Afghanistan. minoritas harus dilibatkan," ujar seorang sumber mengutip pernyataan Baradar.
Seorang sumber menyatakan sempat terjadi bentrok antara pendukung di luar ruangan. Selain itu, dikabarkan juga Baradar terluka dalam kejadian itu, namun ini telah dibantah.
Meski begitu, keretakan ini disebut-sebut sudah berakhir. Semuanya sudah disepakati setelah kabinet baru diumumkan.
"Ada beberapa perbedaan antara Taliban sebelum pembentukan kabinet, tetapi mereka berakhir setelah pengumuman kabinet," ujar sumber lainnya.
Baradar sendiri diketahui melakukan kunjungan ke Kandahar setelah itu. Sempat beredar bahwa ia tewas setelah mendapatkan sebuah serangan, namun hal ini tidak terbukti.
Talibanberhasil menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu. Kelompok ini menang setelah posisi pemerintah Afghanistan semakin terdesak karena AS yang memutuskan untuk menarik seluruh militernya dari negara itu setelah 20 tahun bertugas di sana.
Afghanistan sendiri saat ini diramalkan menuju kehancuran. Krisis sosial dan ekonomi diramal bakal terjadi di negeri itu.
Kemarin guna menghindari ini, PBB meminta sejumlah negara donor memberi bantuan. Namun kepercayaan bahwa dana akan dimanfaatkan Taliban ke organisasi teroris menjadi soal.
Meski begitu, dalam konferensi internasional awal pekan ini di Jenewa, sejumlah negara berjanji akan memberi Taliban bantuan senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. Pejabat menteri luar negeri rezim, mengatakan pada konferensi pers bahwa Taliban akan membelanjakan uang donor dengan bijak dan menggunakannya untuk mengentaskan kemiskinan serta transparan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Taliban Wajibkan Perempuan Afghanistan Pakai Cadar