
ESDM Klaim Pertambangan Gak Selalu Buruk buat Lingkungan

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor pertambangan mineral dan batu bara selama ini dianggap sebagai sektor yang membawa dampak buruk untuk lingkungan. Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencoba mengubah pandangan tersebut.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa Indonesia memegang komitmen kuat dan ikut menandatangani Perjanjian Paris, lalu meratifikasinya. Menurutnya, ini menjadi tanggung jawab moral bersama kepada komunitas global.
Dia tidak menepis jika memang selama ini pandangan masyarakat mengenai pertambangan seperti mineral masih buruk. Namun menurutnya, industri pertambangan ini tidak seburuk yang dibayangkan banyak pihak.
"Gak kita pungkiri pertambangan, termasuk mineral, sering dianggap gak ramah lingkungan. Kami mau sampaikan pandangan dan sosialisasi pada publik bahwa industri ini gak seburuk yang dibayangkan," ungkapnya dalam Webinar Mineral for Energy, Selasa malam (14/09/2021).
Menurutnya, pertambangan mineral juga berupaya menuju arah yang sama yakni ramah lingkungan, untuk menghasilkan energi baru terbarukan dan bagian dari bahan baku untuk teknologi energi terbarukan.
"Sebaliknya, kita sedang berusaha menuju ke arah yang sama. Bicara mineral untuk energi bersih adalah langkah yang sejalan," lanjutnya.
Dia menjelaskan bahwa salah satu pemanfaatan mineral untuk menghasilkan energi adalah melalui nuklir, radioaktif, dan baterai. Mineral juga akan banyak dimanfaatkan untuk komponen industri infrastruktur dan juga membangun energi baru terbarukan (EBT).
"Kita dorong kegiatan eksplorasi masif, kita berupaya mendapatkan sumber bahan baku. Di Indonesia kita memiliki tantangan, kita eksplorasi dengan konfigurasi geologi di Indonesia, eksplorasi kita gak bisa sepenuhnya meniru apa yang dilakukan negara lain sehingga belum pendalaman sesuai konfigurasi," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia memiliki beberapa jenis mineral kritis yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan seperti pemanfaatan logam tanah jarang (LTJ). Soal LTJ, menurutnya sampai saat ini pemerintah belum memiliki regulasi pengembangan LTJ.
"Niat kita industri pertambangan yang dianggap gak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan dalam konteks energi bersih. Kita yakin pada konsep dan teori perlu susun kerangka kerja dan teori," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan bahwa MIND ID juga memiliki komitmen di dalam mendorong proses pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
"Dari mulai buat Indonesia Battery Corporation (IBC) sampai dengan diversifikasi produk DME dan juga sebagaimana amanah konstitusi, amanah UU dan Minerba lakukan eksplorasi ekspansif," paparnya dalam acara yang sama.
Dia menegaskan bahwa MIND ID juga memperhatikan masalah lingkungan dan keberlangsungannya.
"Kita komit di dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan, insya Allah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," tandasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kantong Bos Batu Bara Makin Tebal, Ekspor Meroket!
