Presidensi G20 Indonesia

Janji Menlu: RI tak Hanya Perhatikan Kepentingan Anggota G20

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 September 2021 21:42
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam konferensi pers menuju Presidensi G20 Tahun 2022. (Tangkapan Layar Youtube/FMB9ID_IKP)
Foto: Retno Marsudi dalam konferensi pers menuju Presidensi G20 Tahun 2022. (Tangkapan Layar Youtube/FMB9ID_IKP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan inklusivitas akan menjadi salah satu kata kunci dalam Presidensi G20 Indonesia selama satu tahun, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2021.

"Selama keketuaan Indonesia spirit utamanya adalah pulih bersama, dan untuk pulih bersama diperlukan solidaritas, kerja sama, kolaborasi, kemitraan, dan inklusivitas," kata Retno dalam konferensi pers secara daring, Selasa (14/9/2021) malam.

Retno memaparkan nantinya Indonesia tidak hanya akan memperhatikan kepentingan anggota G20 saja, namun juga kepentingan negara berkembang dan kelompok rentan.

"Ini memang menjadi DNA politik luar negeri Indonesia," katanya.

"Jika kita lihat beberapa tahun belakangan, saat keanggotaan kita di Dewan Keamanan PBB, di ECOSOC, pada saat saya menjadi salah satu co-chair di COVAX AMC EG, maka Indonesia secara konsisten menjadi bagian dari solusi, menjembatani perbedaan, dan selalu menyuarakan kepentingan negara berkembang," lanjutnya.



Peran tersebut, kata Retno, akan dilanjutkan saat Indonesia memegang Presidensi G20. Kepemimpinan Indonesia nantinya juga akan mengambil tema Recover Together, Recover Stronger.

"Indonesia akan memberikan perhatian besar kepada negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia. Kita juga akan merangkul keterlibatan berbagai kalangan, perempuan, pemuda, akademisi, dunia usaha dan parlemen," paparnya.

Selain isu kesehatan dan pandemi serta pembangunan berkelanjutan, perhatian besar juga akan diberikan pada UMKM dan ekonomi digital, yang sukses menjadi penggerak ekonomi di masa pandemi.

"Kita ingin dorong pengakuan atas peran penting dan pemberdayaan tenaga kerja difabilitas dalam dunia kerja. Ada juga forum bisnis dan kemitraan di sektor sustainable infrastructure dan investasi kesehatan," ujar Retno.

"Kita perlu memperkuat sektor-sektor tersebut, untuk mencapai pemulihan, pertumbuhan, ketahanan bersama," lanjutnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menlu Retno: 2 RS Kampus di Sulsel & Jatim Raih Hibah Rp174 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular