Menlu Retno Blak-blakan Sosok di Balik Kesukesan G20 di Bali

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa keberhasilan Indonesia memimpin G20 pada 2022 tidak terlepas dari kontribusi perempuan. Kemampuan perempuan dalam bernegosiasi, nyatanya bisa membuat dokumen kesepakatan G20 yang gagal dinegosiasikan 'sejuta kali' pada akhirnya bisa menghasilkan kesepakatan.
Pada saat itu Retno mengatakan, situasi dunia amat sangat sulit, rivalitas antar negara sangat tinggi, dan ada potensi 95% kelompok negara G20 tersebut akan bubar. Namun, dengan aset yang diberikan Tuhan kepada perempuan, negosiasi terus dilakukan dan akhirnya berhasil mencapai keputusan bersama.
"Tahun lalu kita menjadi Presiden G20, teman-teman ingat persis bagaimana situasi dunia saat itu sangat sangat sangat sangat sulit, rivalitas sangat tinggi, potensi G20 collabs 95%," ceritanya.
"Jadi kita bekerja dengan tim, di lapangan saya gunakan semua aset yang diberikan oleh Tuhan pada saya, termasuk masalah daya tahan, agak nyablak sih, negosiasi mau collapse kita bangunkan lagi, itu negosiasi mau collapse mungkin sejuta kali," ungkapnya.
Menurutnya, kaum perempuan dikaruniai banyak sekali potensi yang luar biasa yang tidak dimiliki laki-laki. Beberapa di antaranya yaitu ketelitian, kerapian, dan daya tahan yang tinggi. Oleh karena itu, apabila semua potensi tersebut digunakan, maka perempuan dapat memaksimalkan kontribusinya, terlebih untuk kemajuan Indonesia.
"Sudah collapse, tim negosiasi mengatakan 'oke tataran gue udah nggak bisa, lo yang maju sekarang, kita maju'. Dan kita menggunakan sekali lagi talenta alam yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk memperbaiki semuanya," kenangnya.
Retno mengatakan, pada tanggal 14 November pukul 20.00 WITA, dokumen kesepakatan G20 tersebut baru selesai dinegosiasi. Padahal besoknya, 15 November 2022, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 resmi dimulai. Hal ini menunjukkan betapa alotnya negosiasi tersebut, namun berkat ketangguhan para negosiator, yang diantaranya adalah perempuan, maka dokumen tersebut berhasil disepakati.
Menurut Retno, keberhasilan negosiasi ini tidak terlepas dari kemampuan Indonesia untuk merangkul dan menyatukan semua negara. Ia menilai Indonesia mampu menjembatani perbedaan-perbedaan yang sangat dalam dan sangat lebar dalam G20 sehingga mampu menutup negosiasi selama satu tahun tersebut dengan sebuah keputusan konkret.
"Tangan-tangan perempuan di sana banyak sekali, ada Ibu Sri Mulyani juga, negosiator kita perempuan dan laki-laki. Anak-anak muda perempuan yang nggak punya rasa takut, deket sana, deket sini, dipepet semuanya, dan akhirnya kita Alhamdulillah dinilai sebagai Presiden G20 yang sukses, yang mana kesuksesan itu tidak lepas dari tangan-tangan kaum perempuan kita," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Sri Mulyani & Retno Rapat di Kantor Airlangga, Ini Hasilnya!
(miq/miq)