Gawat! Nyaris 10% Penduduk Dunia Kelaparan

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
17 July 2025 20:45
Elena, 7, center, lines up with other displaced Tigrayans to receive food donated by local residents at a reception center for the internally displaced in Mekele, in the Tigray region of northern Ethiopia, on Sunday, May 9, 2021. The 15 kilograms of wheat, half a kilogram of peas and some cooking oil per person, to last a month — was earmarked only for the most vulnerable. That included pregnant mothers and elderly people. (AP Photo/Ben Curtis)
Foto: Warga Tigray menerima makanan yang disumbangkan oleh penduduk setempat di pusat penerimaan pengungsi internal di Mekele, di wilayah Tigray, Ethiopia utara, pada Minggu, 9 Mei 2021. (AP Photo/Ben Curtis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Luar Negeri RI, yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Marsudi mengungkap fakta mengejutkan terkait kondisi pangan global. Ia menyebut, hampir 10% atau tepatnya 9,1% penduduk dunia saat ini mengalami kelaparan.

"9,1% atau hampir 10% penduduk dunia mengalami kelaparan," ungkap Retno dalam KAGAMA Leaders Forum di Kantor Berita RRI, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Ia menjelaskan, angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang saat itu masih berada di angka 7,5%.

Retno mengaitkan masalah kelaparan ini dengan target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin nomor 2 yaitu Zero Hunger.

"Kita bicara pangan, saya tidak dapat melepaskan diri dari konteks Sustainable Development Goals atau SDGs. Pangan terkait dengan SDGs nomor 2 yaitu Zero Hunger, tanpa kelaparan. Yang intinya adalah mencoba mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Jadi pertanian pun harus berkelanjutan," jelasnya.

Namun, dengan tenggat waktu pencapaian SDGs yang semakin dekat, ia mengingatkan bahwa capaian global masih jauh dari harapan.

"Pada saat kita bicara SDGs 2030 berarti kita hanya memiliki 5 tahun untuk mencapai tujuan dari target SDGs. Pertanyaannya, di mana kita sekarang? Hanya tinggal 5 tahun untuk SDGs-nya secara keseluruhan," ucap dia.

"Data mengatakan kita baru mencapai 17% dari tujuan yang pada tingkat sesuai jalur. PR-nya masih sangat banyak," kata Retno.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa bukan hanya kelaparan yang menjadi masalah, tetapi juga akses terhadap makanan sehat.

"2,8 miliar orang di dunia tidak dapat memperoleh makanan sehat," ungkapnya.

Menurut Retno, kondisi ini diperparah oleh menurunnya semangat kerja sama internasional dan pergeseran fokus global ke sektor pertahanan.

"Situasi saat ini.. di mana dunia, semangat kerjasama yang ada di dunia semakin lama semakin menipis. Kita lihat, 2 minggu yang lalu NATO Summit memutuskan meningkatkan 5% dari PDB untuk masalah defense," ujarnya.

"Dan pergeseran prioritas ini tentunya juga menyebabkan ruang untuk melakukan kerjasama pembangunan dengan negara lain juga semakin kecil," imbuh dia.

Retno juga menyoroti realisasi bantuan internasional dari negara maju kepada negara berkembang yang terus menurun.

"Kalau kita bicara mengenai official development assistance (bantuan pembangunan resmi), kerjasama yang biasanya diberikan negara maju kepada negara berkembang, perkembangannya hanya separuh komitmen yang dapat dipenuhi," jelas Retno.

Ia bahkan menyebut Amerika Serikat sudah menghentikan seluruh bantuan luar negerinya. "Sekarang kita melihat Amerika Serikat dengan segala dinamikanya sudah menghentikan semua bantuan internasional," lanjutnya.

Situasi ini, menurut Retno, menjadi tantangan besar dalam upaya dunia untuk mencapai target bebas kelaparan dan memperkuat ketahanan pangan secara global.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Negara Ini Makin Ngeri, PBB Teriak 'Jurang Maut'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular