
Nasib Pabrik Semen, Analis: Masalah Over Produksi Masih Lama!

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri semen masih dalam kondisi kelebihan kapasitas produksi. Kalangan analis melihat kondisi ini masih akan terus berkepanjangan. Salah satu solusinya adalah menghentikan izin pembangunan pabrik baru agar tak memperparah kelebihan kapasitas produksi.
Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Dustin Dana Pramitha, mengatakan sudah sejak lama kondisi industri semen dihadapkan dengan tingkat produksi yang kelebihan pasokan kapasitas produksi atau over supply, karena pertumbuhan properti yang kurang baik. Selama ini pasar perumahan memang mengambil porsi paling besar konsumsi semen di dalam negeri.
"Saya rasa dengan adanya gangguan akibat pandemi Covid - 19 di tahun lalu dan masih akan terasa di tahun ini membuat keadaan oversupply semen masih akan terjadi," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/9/2021).
Dustin mengatakan keadaan kelebihan pasokan disebabkan juga karena banyak izin pabrik baru yang diberikan beberapa tahun lalu. Walau penjualan dalam negeri dan ekspor membaik pada tahun ini, tapi tingkat utilitas pabrik semen masih hanya 61% pada semester I-2021 yang mengacu data Asosiasi Semen Indonesia. Artinya sekitar 40% dari total kapasitas produksi 116 juta ton per tahun yang tak terpakai.
"Membuat jalan industri semen dalam menangani kelebihan pasokan masih panjang," jelasnya.
Untung saja tahun ini ada stimulus dari pemerintah di sektor properti berupa PPN ditanggung, yang sudah terlihat dari naiknya kredit properti mencapai 7,2% sepanjang semester I-2021. Dustin optimistis melihat industri semen sehingga permintaan bisa bertambah dan menekan over supply berlebihan.
Dustin juga melihat potensi masalah lain yang menjadi kendala dari industri semen, yakni dengan adanya penerapan pajak emisi karbon yang dapat mengurangi kemampuan bersaing produk semen asal Indonesia di pasar luar negeri. Penerapan pajak ini akan meningkatkan biaya produksi semen, sementara ada banyak negara pesaing yang belum mengeluarkan wacana menerapkan pajak karbon.
Soal audit data semen nasional, Dustin belum mau berkomentar.
Kisruh Audit Produksi Semen
Mengutip data Asosiasi Semen Indonesia total kapasitas produksi semen di Indonesia sudah mencapai 116.301.480 ton per tahun, sedangkan total penjualan dalam negeri dan ekspor berkisar di angka 70 juta ton pada tahun 2020. Sementara pada semester I-2021 total penjualan sudah mencapai 35,72 juta ton.
Prediksi ASI, penjualan semen dalam negeri dan ekspor sampai akhir tahun mencapai 78 juta ton dengan tingkat utilisasi meningkat tipis 67,1%.
ASI termasuk yang mendorong pemerintah menghentikan izin pendirian pabrik semen baru di Kalimantan Timur. Bahkan Anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, sempat tegang salah satunya soal audit data industri semen.
Dalam perdebatan terlempar usulan dari BKPM untuk melakukan audit khusus terhadap industri semen di Indonesia. "Kami akan mempresentasikan khusus terhadap realisasi dan kapasitas produksi semen dikaitkan dengan permintaan, kalau realisasi contoh 6 juta permintaan 7 juta, pembuatan pabrik baru mungkin kita buka," kata Bahlil beberapa waktu lalu.
Andre Rosiade menjawab hal itu sebagai tantangan untuk mengaudit data semen, karena dia meyakini kondisi semen Indonesia dalam kondisi kelebihan pasokan, sehingga tidak lagi butuh adanya tambahan pabrik baru.
"Pak Bahlil silahkan audit itu, kami meyakini kapasitas produksi kita 120 juta ton, permintaan 60 juta ton," katanya.
Andre masih menunggu janji untuk mengaudit data industri semen di Indonesia. Hal ini karena adanya keresahan pelaku industri terhadap pemberian izin pabrik semen di Kalimantan Timur.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Pabrik Semen RI: Over Produksi, Dihantam Predator Harga