Terungkap! Hasil Audit Industri Semen RI Terbukti Over Supply

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
10 June 2022 15:50
Pekerja memindahkan semen kedalam kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (21/2/2018). Menurut data Asosiasi Semen Indonesia konsumsi semen domestik tumbuh merata pada awal 2018 dengan kisaran 12%-17%. Pertumbuhan tertinggi konsumsi semen pada awal 2018 terjadi di Sumatra disusul oleh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Audit industri semen terkait dugaan kelebihan kapasitas produksi dan over supply akhirnya terungkap. Hasil audit, terungkap industri semen masih kelebihan pasokan atau over supply mencapai 40 juta ton yang dibuktikan dari Audit Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Hal ini bermula pada Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI (30/8/2021), terjadi perdebatan antara Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dengan Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade tentang kondisi industri semen Indonesia.

Hingga pada akhirnya berujung pada janji audit investigasi oleh Bahlil, yang hingga saat ini akhirnya terjawab sudah.

Dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Jumat (10/6/2022) Andre Rosiade kembali menagih janji Menteri Investasi untuk menyerahkan hasil audit yang dilakukan.

"Tolong laporannya serahkan kepada kami, kan ada dua versi menurut saya over supply 50 juta ton jadi nggak perlu investasi lagi sampai 2030, karena pertumbuhan kita hanya 4% setahun. lalu versi pak Menteri tidak," kata Andre dalam rapat.

"Nah sekarang tolong serahkan atau paparkan ke kami audit investigasi nya seperti apa," kata tambahnya.

Alasan Andre berkeras menagih janji ini karena menurut dia moratorium semen yang saat ini berlangsung tidak berjalan baik. Dimana ada investasi pabrik semen baru di Kalimantan Timur dan Aceh.

Belum lagi menurut dia ada kekhawatiran pabrik semen di Kalimantan Timur akan mengganggu penjualan semen ke Ibu Kota Nusantara, yang diprediksi mencapai 20 juta ton.

Menjawab hal ini, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, menjawab saat ini sudah mendapatkan hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dimana hasilnya benar industri semen saat ini masih surplus.

"Dari hasil laporan BPKP benar Indonesia surplus semen 40 juta metrik ton per tahun," kata Bahlil dalam rapat.

Selain menjawab adanya investasi baru di Kalimantan Timur dan Aceh ini dinyatakan bahwa itu tidak benar. Menurut dia untuk pembangunan pabrik di Kalimantan Timur izinnya sudah keluar sebelum adanya moratorium pabrik semen baru.

"Di Kaltim itu diberi izin sebelum ada keputusan moratorium, kenapa karena masuk investasi mangkrak, dan itu direkomendasikan untuk ekspor 80% - 90%," jelasnya.

Dia menjamin kalau ternyata komitmen pabrik baru itu melenceng, dan tidak melakukan ekspor semen pihaknya akan meninjau kembali izinnya.

Sementara untuk pabrik yang ada di Aceh sampai saat ini belum ada pembangunan. Menurut Bahlil itu masih dalam tahap persiapan saja.

"Itu persiapan saja belum pabriknya karena untuk menuju pabrik semen itu masih butuh 5 - 6 tahun baru bisa masuk, jadi pak Andre itu apalagi Aceh itu punya otonomi khusus," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perihal Pabrik Semen Baru, Bahlil Mengaku Tidak Tahu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular